Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Konsistensi PKS dalam Beroposisi

10 Agustus 2021   15:23 Diperbarui: 10 Agustus 2021   16:01 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahmad Syaikhu (Kompascom)

Menjadi oposisi di negeri ini belum semulia penguasa. Oposisi cuma menjadi pelengkap penderita saja. Jika tidak memiliki sikap yang kuat, menjadi oposisi itu disingkirkan dari pertemanan. 

Gerindra saja hanya mampu satu periode untuk tahan berada sebagai oposan. Sekarang sudah nyaman di dalam. Bahkan satu tokoh yang ikut di dalam justru bikin ulah yang sangat memalukan. Ditangkap KPK karena korupsi. 

PKS sekarang tinggal sendirian menekuni sikap oposannya.  Bagaimana dengan Demokrat? 

Pada awalnya Demokrat juga sudah wira wiri mau ikut di dalam. Apalagi Demokrat sepuluh tahun pernah menjadi sentral kekuasaan karena kadernya menjadi presiden dua periode. Maka, wajar jika Demokrat tidak memiliki gen sebagai oposan. 

Menjadi oposan itu memang menderita. Apalagi ketika partai partai masih belum mampu mandiri dan masih terus menerus menyusu secara finansial pada kemurahan pemerintah. 

PAN pun pada akhirnya harus berbicara tentang gen partai yang bukan gen oposisi. Sekarang PAN sudah masuk dalam lingkaran. 

Sebuah partai memang dipengaruhi oleh pengelolaan di dalamnya. Kemandirian akan sangat mempengaruhi kekuatan nya dalam beroposisi. 

Biaya partai selalu mahal. Karena anggota partai tidak pernah merasa memiliki, apalagi militansi sehingga keuangan partai bisa dukungan penuh. 

PKS memang bisa dikecualikan. Pengkaderan di PKS selama ini menjadi terbaik. Ada sistem yang mendukung keamanan seseorang dalam menjalankan fungsi partai karena sistem sudah ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun