Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Covid yang Menguji Kesabaran Kita

24 Juni 2021   05:57 Diperbarui: 24 Juni 2021   06:05 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah India yang kalang kabut dalam menghadapi penambahan pasien covid, apakah Indonesia akan mengalami hal yang sama? 

Bukan hal yang mungkin.  Karena di beberapa hari terakhir, hampir seluruh daerah mengalami lonjakan pasien covid yang belum pernah terjadi sebelum nya. 

Covid memang tidak pernah jelas kapan akan berakhir. Bahkan ada yang mengatakan jika covid bisa saja berputar putar di dunia ini dalam jangka yang lama, misalnya 100 tahun atau satu abad. 

Jika demikian, cuma ada ketahanan manusia yang paling ampuh untuk menghadapi covid ini selain kesabaran.  Semua harus bersabar. 

Tanpa kesabaran, hanya akan muncul aneka tindakan aneh saja. Dan tindakan aneh itu akan semakin menenggelamkan kita semua pada keparahan. 

India tidak sabar untuk segera dapat melaksanakan kegiatan keagamaan. Dan kegiatan keagamaan selalu sulit untuk dikendalikan karena rasionalitas yang jongkok lebih sering dipertontonkan. 

Kondisi kita juga sebetulnya sudah diprediksi. Terutama dengan momen Idul Fitri. Sebuah kegiatan keagamaan yang kemudian diikuti oleh kegiatan mudik. Mudik sendiri bukan kegiatan keagamaan. Hanya saja, rasionalitas yang jongkok kadang bisa saja membelokkan sesuatu seolah olah bersifat keagamaan. 

Kini, kita pun nyaris mengalami hal yang sudah dialami India. Jumlah pasien covid yang membludak.  Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi ketika kesiapan menghadapi kemungkinan kondisi seperti ini seperti dilalaikan. 

Menghadapi ketidakpastian kapan covid berakhir membuat banyak pihak frustasi. Mereka merasa terkurung pada kondisi ketidakberdayaan yang kemudian mengakibatkan cara berpikir mandeg. 

Kita memang harus mengubah banyak kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru. Mau tidak mau. Bisa tidak bisa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun