Tidak mungkin!Â
Dia terus berkeliling kuburan yang masih basah dengan bunga yang baru setengah layu itu. Suaranya mendesis seperti seekor ular yang terluka dan sedang menahan amarah.Â
Senter kecil yang sudah disiapkan dari sore menyorot nama yang tertera dalam nisan. A... B... D....Â
Tidak mungkin!Â
Lagi lagi desisnya menyeruak sepi kuburan malam itu. Seekor kadal lari terpukang pukang. Seekor belakang meloncat  ketakutan.Â
Untuk kesekian kalinya laki-laki itu mengutari kuburan. Seperti jamaah haji yang sedang melaksanakan towaf. Berulang dan berulang.Â
Tarjo mengatakan nya dengan pasti. Tarjo tak mungkin bohong. Tarjo sudah tahu resiko yang akan ditimpakan kepadanya jika dia berani membohongi laki-laki itu.Â
Tidak mungkin!Â
Laki-laki itu menutup hidungnya dengan sapu tangan. Bau yang dirasakan nya menyengat sekali. Antara bau bunga dan bacin yang saling tumpang tindih.Â
Kemudian mendadak laki-laki itu terdiam mematung. Bulan yang cuma seleret masih mampu mengeluarkan bayangan laki-laki itu meski sama sekali tak sempurna.Â
Duduk. Laki-laki itu duduk. Punggung nya disandarkan ke nisan itu. Ketika nisan terdorong tubuhnya yang gempal, laki-laki itu menarik kembali tubuhnya.Â
Tak mungkin!Â
Gumam laki-laki itu masih terdengar beberapa kali. Hingga kemudian sama sekali tak terdengar apa apa. Kecuali suara nafas laki-laki itu yang kian berat, kian berat, dan berat.Â
Dari balik tembok kuburan, seorang perempuan melihat laki-laki itu dengan iba. Beberapa kali perempuan itu menyeka air mata yang tak berhasil dibendung nya.Â
Perempuan tidak sendiri. Karena tak jauh dari tempat perempuan berdiri ada bayangan tubuh. Bayangan yang tak bergerak sama sekali. Jika tidak memperhatikan dengan cermat, bayangan itu cuma mirip kedebog pisang. Ya, seperti itu.Â
Akan tetapi, jika kalian jeli, kalian akan sangat mengenali laki-laki yang hanya terlihat bayangan nya itu.Â
Laki-laki itu adalah.....Â