Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengintip Pancasila di Gedung KPK

1 Juni 2021   08:13 Diperbarui: 1 Juni 2021   08:34 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tepat hari ini, rencananya seluruh pegawai KPK yang sudah dinyatakan lulus menjadi ASN akan dilantik. Ada suara untuk penundaan dari pegawai yang lulus ASN, tapi sampai tulisan ini ditik, infonya ketua KPK tetap akan melaksanakan pelantikan hari ini juga. 

Hari ini bukan hari biasa bagi bangsa ini. Karena pada tanggal 1 Juni tepat hari ini juga tanggal 1 Juni tahun 1945 telah dilaksanakan perumusan dasar negara. Sehingga pada tanggal 1 Juni dinyatakan sebagai Hari Kelahiran Pancasila. 

Perjalanan Pancasila sendiri penuh liku dan berdiri. Sudah lumayan banyak tumpah darah untuk terus menjaganya. 

Alhamdulillah hari kita masih memiliki Pancasila. Rahmat Tuhan yang tiada taranya untuk negeri yang sangat majemuk ini. Tanpa Pancasila, keutuhan negeri menjadi pertaruhannya. 

Kabar Pancasila muncul terakhir dan cukup ramai di KPK. Ketika upaya untuk melaksanakan amanat UU KPK yang baru, berupa pengalihan pegawai KPK menjadi ASN. 

Ada 75 pegawai yang tertinggal. Dan penyebabnya berkaitan dengan apa yang kita peringati kelahirannya pada hari ini. 

Ada tuduhan kepada mereka sebagai taliban. Tuduhan taliban langsung dapat dimaknai sebagai sudah lari dari Pancasila. Konsekuensi tuduhan dapat berakibat sangat dalam. 

Korupsi jelas sangat jelas sebagai prilaku anti Pancasila paling nyata. Sehingga, anak kandung reformasi berupa lembaga KPK adalah wujud paling nyata juga dari pengalaman Pancasila paling murni dan konsekuen. 

Korupsi sudah jelas sangat jelas menghianati semua butir dalam Pancasila. Bukan cuma satu bukan cuma dua, tapi semua butit Pancasila dikhianati oleh koruptor. 

Akan tetapi korupsi tak kunjung hangus dari negeri Pancasila ini. Berarti masih ada jurang yang dalam antara cita-cita dan kenyataan di lapangan. Pancasila di lapangan masih cukup mengkhawatirkan jika dilihat dari korupsi yang belum juga mati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun