Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mbak Puan Mau ke Mana?

25 Mei 2021   06:16 Diperbarui: 25 Mei 2021   06:30 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puan Maharani (Kompas.com)

Persoalan yang membelit partai politik di negeri ini dan tak pernah ada upaya perbaikan adalah keluarga yang merasa menjadi pemilik sahnya. Di PDIP ada keluarga Megawati. Di Demokrat ada keluarga SBY. Dan di PKB ada keluarga Muhaimin. 

Beberapa partai juga masih dikungkungi tokoh pendirinya seperti yang terjadi di Gerindra dan NasDem. Di PKS juga kelompok lain harus hengkang mendirikan Gelora. 

Omong kosong jadinya jika bicara demokratisasi tapi partai politik belum bisa menjadikan demokrasi sebagai nafas hidupnya.  Omong kosong bicara kepentingan rakyat jika partai masih mementingkan kepentingan dirinya sendiri. 

Setelah gonjang ganjing Demokrat sampai muncul KLB di Medan, kini muncul berita mengejutkan dari PDIP. Masalah keduanya nyaris sama. Ada kelompok yang tersingkir atau mencoba disingkirkan karena berbeda kepentingan. 

Jokowi cuma kader partai. Tak mungkin Jokowi menjadi calon presiden. Jangankan menjadi calon presiden, menjadi calon gubernur saja, pertimbangan sebuah partai akan njlimet sekali. 

Kebuntuan di PDIP sendiri yang tak punya pilihan kecuali mencalonkan Jokowilah yang membuat partai itu "terpaksa" mencalonkan Jokowi. Bahkan ketika sudah menjadi presiden, Jokowi masih diklaim oleh PDIP cuma sebagai petugas partai. 

Berbeda dengan pencalonan Prabowo yang notabene seorang ketua umum sebuah partai. Seluruh komponen partai langsung mendukung. Bahkan ketika memilih wakil dalam pencalonan, Prabowo terlihat memliki power yang super karena berani menabrak rekomendasi kelompok pendukungnya yang mengaku sebagai representasi ulama. 

Pemilu 2024 masih jauh. Akan tetapi partai partai sudah mulai bersiap hendak ke mana langkah kaki hendak diayunkan.  Kita pun sebagai rakyat sudah mulai bisa mengikuti intrik-intrik nya. 

PDIP sebagai partai terbesar pada pemilu 2019 pasti akan mencalonkan kadernya dalam pilpres. Dan, langkah PDIP saat ini dapat dilihat dari tokohnya yang paling berpengaruh saat ini yaitu Puan Maharani. 

Kemungkinan besar PDIP akan mencalonkan Puan Maharani sebagai calon.  PDIP merasa bahwa proses pematangan sudah cukup. Paling tidak sebagai wakil presiden. Karena jika dilihat dari setiap survei, posisi Puan memang belum memuaskan. 

Persoalan nya, kini ada kader PDIP yang memiliki potensi untuk menjadi saingannya. Siapa lagi kalau bukan gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.  Sehingga ada rasa kekhawatiran. 

Seharusnya PDIP bangga pada kader kader hebatnya. Seperti yang sudah dilakukan terhadap Jokowi. Jika partai berkoalisi dengan rakyat, kemenangan pasti akan didapat. 

Tapi sebetulnya, Mbak Puan sendiri mau ke mana? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun