Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Membantu atau Meributkan Palestina?

20 Mei 2021   10:59 Diperbarui: 20 Mei 2021   11:12 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada seorang anak sekolah menghina Palestina di sebuah aplikasi yang berujung pada pengeluaran anak tersebut dari sekolah. Protes pun bermunculan karena ada perasaan ketidakadilan di situ. 

Di negeri ini ada kecenderungan untuk selalu membuat brisik segala sesuatu.  Sehingga kerja bisa terganggu. Apalagi dalam kondisi ekonomi yang cukup pelik saat ini. 

Palestina menjadi sesuatu yang paling kini dan memang sering muncul ke permukaan. Persoalan di pangkalnya memang belum pernah terlihat ada titik terang nya. Entah sampai kapan. Karena ada pihak pihak yang terindikasi menjadikan hal ini sebagai proyek. Misalnya saja, para penjual senjata perang. 

Membela Palestina memang menjadi kewajiban negara. Karena konstitusi negeri ini sudah mengamanatkan kepada negara untuk menolak segala macam tindakan penjajahan. Jadi, perjuangan rakyat Palestina untuk lepas dari penjajahan itulah yang harus dijalankan oleh negara untuk dibantu.  Diplomasi diplomasi harus dilakukan. 

Selain, kewajiban negara untuk melakukan diplomasi, rakyat negeri ini dapat memberi bantuan kemanusiaan. Rentetan senjata sudah pasti menjadi pemicu krisis kemanusiaan. Sehingga, semua orang yang masih memiliki rasa kemanusiaan, harus bangkit membantu siapa pun dan di mana pun di ujung dunia ini yang sedang mengalami krisis kemanusiaan. Selain di Palestina, sudah lama krisis kemanusiaan terjadi di Yaman karena rentetan senjata Koalisi Arab Saudi. Juga krisis kemanusiaan di Rohingya akibat kebengisan militer Myanmar. 

Persoalan menjadi kurang pas, ketika muncul intrik-intrik politik. Seakan akan semua orang harus bicara tentang dukungan kepada Palestina. Apalagi kemudian disempitkan pada Hamas. 

Ketika Hendropriyono mencoba mengingatkan bahwa di negeri ini juga ada persoalan lain, banyak pihak yang mempolitisasi pernyataan Hendropriyono tersebut. Bahkan ada yang mengaitkan dengan konstitusi segala. 

Tidak mendukung Hamas bukan berarti tidak mendukung Palestina. Atau sebaliknya, jika menolak sikap brutal Israel bukan berarti mendukung Hamas.

Ada berita cukup menarik, ketika sebuah ambulan yang memberikan bantuan kepada penduduk Palestina memiliki logo Pemda Padang. Sikap dan tindakan Pemda Padang sudah sangat benar dan seharusnya menjadi inspirasi kita semua. Membantu rakyat Palestina tidak harus dengan perang kata kata. Mereka sudah menunjukkan aksi nyata. Orang Palestina terbantu. Di Padang sendiri tidak ada ribut-ribut. 

Untuk bantuan secara politik kepada rakyat Palestina, biarkan pemerintah bekerja melalui kementerian Luar Negeri. Ahli-ahli diplomasi di bawah Bu Retno tentu memiliki keandalan yang dibutuhkan untuk sebuah diplomasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun