Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Amerika, Palestina, dan Uighur

19 Mei 2021   14:41 Diperbarui: 19 Mei 2021   14:42 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden AS (Kompascom)

Dikabarkan bahwa AS telah menjual senjata ke Israel sebelum Israel menggempur Gaza.  Ketika Dewan Keamanan hendak bertindak pun AS memvetonya. 

Siapa yang tidak mengenal kelumpuhan akal sehat Amerika ketika berhadapan dengan negara bernama Israel? 

Israel berani bertindak abai terhadap begitu banyak resolusi PBB juga karena perasaan mendapatkan dukungan dari Amerika.  Sehingga banyak orang frustasi menghadapi kebandelan negara yang satu ini. 

Berbeda sekali jika Amerika menghadapi Iran. Apa pun yang dikerjakan oleh Iran seakan sudah akan selalu dianggap salah. Bahkan ketika negara negara Eropa masih mau berdialog dengan pemerintah Iran. 

Beberapa waktu lalu, begitu banyak orang bersorak ketika Amerika mendukung perjuangan Uighur di China.  Ada perasaan bahwa Amerika membela kepentingan Islam. 

Tentu ini sebuah pemikiran yang salah. Jika Amerika membela Islam atau paling tidak, kemanusiaan, tentunya Amerika akan bertindak sama terhadap nasib Palestina yang juga tragis. 

Karena tidak bertindak sejalan dengan tindakan di Uighur, maka kita bisa melihat bahwa Amerika selalu bertindak pada kepentingan nya sendiri. Bukan membela Uighur akan tetapi Amerika seperti nya cuma sedang berseteru dengan China. 

Maka, ketika China menyindir Amerika di Palestina, harusnya Amerika menyadari ketidakkonsistenan dirinya. Kalau memperjuangkan hal yang sama, kenapa perlakuan Amerika terhadap Palestina sangat berbeda? 

Pelajaran yang harus kita ambil, tentunya kemandirian siapa pun. Orang Indonesia harus mandiri. Berdiri pada kepentingan sendiri. Umat Islam juga pernah berharap pada siapa pun. Harus mandiri. 

Selama ini negara negara Arab saja tidak pernah akur. Jika mereka akur, tentu akan menjadi kekuatan yang diperhitungkan oleh Israel. Tapi, karena negara Arab sendiri berselisih di antara mereka, maka alangkah bahagia nya Israel bertindak semaunya. 

Masih berharap kepada Amerika? 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun