Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mi Dog Dog Dekat Masjid

27 Maret 2021   05:21 Diperbarui: 27 Maret 2021   06:11 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Iya, bener  sepertinya tak ada orang Indonesia yang tak suka mi. Dulu waktu kecil kenalnya suprrmi. Mi semuanya supermi.  Kemudian, entah kenapa kegeser sana indomie. Maka, semua mi menjadi indomie. 

Tapi, karena cuma bisa masak standar saja, sekarang ini lebih suka beli. Entah mitos atau bukan, mi selalu lebih enak rasanya jika dibikinin orang. Kalau bikin sendiri rasanya sudah tidak oke lagi. 

Nah, tempat belinya tidak jauh jauh. Paling seratus lima puluh meter dari rumah. Masih di dalam komplek perumahan yang sama. Dekat masjid. 

Bukan dagang mangkal. Tukang mi dekat masjid baru mulai dagang sehabis solat magrib. Setiap sore. Mau kondisi terang, gerimis, maupun hujan selalu ada. 

Aku pindah ke komleks yang sekarang tahun 2008. Tukang mie itu, kata orang orang sudah ada hampir bersamaan dengan mulai dihuninya komplek tersebut. Sehingga banyak penggemarnya. Jangan sampai telat. Habis solat Magrib harus langsung menuju ke sana jika tak ingin kena antrean yang lumayan panjang. Apalagi di hari Sabtu dan minggu. 

Pedagang yang sekarang juga anaknya. Generasi kedua. Tapi rasanya masih nyaris sama. Mungkin ada beda dikit untuk ketajaman bumbu. Beberapa kali bapaknya datang ke situ jadi sempat merasakan masakan keduanya. Akan tetapi, masih berada di atas rata rata tukang mie. 

Aku sendiri lebih suka mie dog dog. Bisa juga pesan mi goreng atau mi bihun atau kwetiau. Akan tetapi, bagi aku mi dog dog nya yang lebih berkesan. 

Pokoknya kalau lagi pengin mi, aku cukup ke dekat masjid saja. Mi dog dog yang cukup spesial sampai saat ini. 

Hanya saja tak bisa sembarang waktu. Hanya bisa setelah solat Maghrib. Seandainya bisa lebih sore, mungkin akan lebih nikmat lagi. Apalagi saay hujan sore. Tentu bersama secangkir kopi dan sebatang rokok. 

Pasti nulis di Kompasiana akan lebih produktif.  Kerja menuju Fanatik akan cepat terlampaui. Dan Engkong Felix akan semakin terheran heran. "Hari gini, masih ada yang terobsesi jadi Fanatik! "  Kalau udah begitu, cukup kita ketawain aja. Namanya engkong emang begitu. Gak tahu jiwa muda. Darah yang selalu menggelora. Wkwkwk

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun