Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Salah Paham Akut tentang Impor Garam

20 Maret 2021   15:53 Diperbarui: 20 Maret 2021   15:58 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Impor garam itu cenderung bernuansa mafia. Masa negara seluas ini lautnya kelabakan dalam pengadaan garam sih? 

Berita impor garam yang kita dengar setiap saat adalah kegetiran para petani garam.  Ketika hidup dalam kubangan kemiskinan, negara malah leha leha membuat kebijakan impor garam. Mau dikemanakan UUD sebagai konstitusi negara? 

Kritik impor seperti itu juga sering kita dengar. Kritik seperti itu juga kritik asal bunyi. Ibarat nya ada persoalan di utara malah ramai ramai lari ke selatan. Ini juga bisa kita curigai sebagai permainan mafia. 

Terus bagaimana sebetulnya? 

Kondisi petani garam memang semua sudah tahu. Dililit kemiskinan yang begitu dalam. Hingga para petani itu tidak dapat mewariskan apa apa kepada anak keturunan mereka kecuali kemiskinan itu sendiri. 

Negara harusnya hadir untuk membantu para petani ini. Jangan biarkan para petani garam mati di kampung nya sendiri karena kemiskinan. Padahal alam sudah sangat bermurah hati memberi kelimpahan rezeki yang tidak ada di tempat lain. 

Mereka, para petani garam itu, mengolah garam turun temurun. Tidak ada sentuhan iptek apa pun. Inilah persoalan nya. Mereka kalah karena hanya mampu mengandalkan kemurahan alam semata. 

Di sisi lain, menurut Menteri Perdagangan Lutfi, bahwa impor garam yang cuma dijadikan komoditas politik para politisi busuk itu, tidak berkaitan secara langsung dengan para petani garam. Impor garam dibutuhkan oleh industri. Kalau tidak dipenuhi, maka industri tersebut akan hancur. Karena memang belum ada petani garam yang mampu memenuhi kebutuhan garam industri. 

Mengapa petani tidak dapat memenuhi kebutuhan garam industri, ya, karena persoalan kualitas garam yang berjarak antara garam yang dihasilkan para petani garam dengan kebutuhan garam oleh industri tertentu. 

Persoalan seharusnya bukan lagi persoalan ramai ramai menolak impor garam. Persoalan harusnya bagaimana membangun industri garam dengan kualitas tinggi sebagaimana kebutuhan industri saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun