Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ma'ruf Amin Menjawab Amien Rais

3 Maret 2021   05:44 Diperbarui: 3 Maret 2021   06:07 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maruf Amin (Kompascom)

Persoalan Perpres yang lebih terkenal dengan Perpres investasi miras sudah selesai setelah Presiden Jokowi mencabut lampiran Perpres tersebut. Sebuah petunjuk bahwa Presiden mendengar aspirasi yang berkembang di masyarakat. 

Ada orang orang di lingkaran Presiden yang kurang cakap dalam bertindak menjadikan hal seperti ini menimbulkan kegaduhan yang sebetulnya tidak perlu jika setiap persoalan dipikirkan dengan matang. Mungkin Presiden sendiri harus berani menyingkirkan benalu benalu yang menempel di sekitar beliau. 

Salah satu tanggapan paling keras datang dari Amien Rais. Tokoh yang pernah didaulat sebagai Bapak Reformasi tapi masih sibuk dengan urusan urusan partai politik ini menyoroti peran Maruf Amin sebagai wakil presiden. 

Amien Rais yang barusan mendirikan Partai Umat setelah didepak dari PAN sebagai partai yang pernah dibesarkan nya itu meminta peran besar Maruf Amin sebagai wakil presiden yang sekaligus ulama ahli fiqh. Seperti sedang meledek peran Ulama yang ada di dalam pemerintahan. 

Persoalan investasi miras ini memang sudah dijadikan senjata yang mengarah SARA. Seandainya tak ada seorang ulama besar yang duduk sebagai wakil presiden, mungkin serangan SARA akan lebih kencang lagi. 

Bahkan munculnya hoaks tentang Kyai Ma'ruf pun diedarkan oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab. Persaingan Pilpres seakan tak ada ujungnya. 

Petualang petualang politik memang mendapatkan momennya. Ada amunisi gratis yang disediakan oleh orang orang dungu di dalam pemerintahan sendiri. 

Presiden merespon kegaduhan itu dengan bijak. Lampiran Perpres yang menyangkut investasi miras pun dibatalkan. 

Pembatalan ini merupakan peran besar dari wakil presiden yang seorang ulama. Tak mungkin sebagai ulama, Maruf Amin akan membiarkan kebobrokan moral akibat miras akan dibiarkan. 

Sekarang Maruf Amin sudah dengan baik menjawab sindiran Amien Rais.  Semoga semua komponen di negeri ini bersatu kembali menuju pembangunan negeri yang berkeadilan. 

Orang-orang baik ada di dalam pemerintahan. Ada juga di luar pemerintahan. Seandainya mereka bersatu, akan tercipta sebuah gelombang besar mengawal perjalanan negeri ini. 

Orang orang dungu juga sama. Mereka juga bisa duduk di dalam. Dan ada juga yang di luar. Jika mereka bersatu negara akan morat marit dan bahkan hancur. 

Oleh karena itulah, Orang-orang baik harus bersatu melawan mafia yang selama ini telah menggerogoti negeri ini. Jangan biarkan mafia bebas melenggang ke mana-mana. 

Jadi ingat tulisan Syafi'i Maarif di Harian Kompas beberapa waktu lalu. Negeri ini sudah ditelikung di ketiak para bedebah.  Sudah menjadi sapi perah. Maka, orang-orang baik harus bersatu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun