Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Meniti Jalur Tengah

23 Februari 2021   06:47 Diperbarui: 23 Februari 2021   07:03 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo (Kompascom)

HTI dan FPI ternyata tidak seberapa. Gerakan satu langkah saja sudah mampu menggulung organisasi yang sering dianggap cukup kuat itu. Sehingga, negeri ini kembali menunjukkan bahwa jalur tengah adalah jalur terbaik. 

Ketika Prabowo mengalami kekalahan hingga dua kali, kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Jokowi di kabinet periode kedua, banyak yang memprediksi bahwa langkah tersebut sebagai kematian politik yang terlalu mendadak. 

Tapi, seperti nya Prabowo sudah memiliki perhitungan yang matang.  Sehingga langkah nya seakan menujukan tekad yang besar berada di jalan yang benar. 

Dan hasilnya tidak mengkhianati usaha. Survei terakhir oleh LSI menunjukkan bahwa potensi Prabowo untuk menggantikan rival dalam pemilihan presiden dua kali semakin jelas. Posisi Prabowo masih teratas. 

Dibandingkan dengan Ganjar dan Anies yang berada di urutan kedua dan ketiga, Prabowo masih memiliki keunggulan yang sangat jauh lebih baik. Prabowo sebagai ketua umum Gerindra sangat kuat posisi nya dibandingkan dengan Ganjar yang belum tentu didukung PDIP. Apalagi Anies yang merupakan anak yatim piatu. Anies harus berhasil merayu partai partai politik untuk mendukung pencalonannya. Jika daya tawar kecil dari Anies, kemungkinan Anies harus melupakan mimpi menjadi pengganti Jokowi. 

Ketika Prabowo ke tengah memang harus meninggalkan PKS.  Tapi dengan tanpa PKS, Prabowo justru kemungkinan besar akan dapat merangkul semua partai Koalisi pemerintah saat ini kecuali NasDem. Dalam beberapa hal NasDem sepertinya kurang bisa berada dalam satu barisan. Kecuali ada sesuatu yang dapat dijadikan Prabowo untuk menggaet NasDem. 

PDIP sendiri kemungkinan akan ikut bergabung. Sejarah telah menujukkan kemesraan Gerindra PDIP seperti pada pencalonan Megawati-Prabowo dan dalam pencalonan Jokowi-Ahok di pilkada DKI. 

Tak ada rintangan antara Megawati dengan Prabowo jika ada nadi goreng yang sedap dan nikmat. Sehingga semuanya akan mulus di 2024.

Usia tak lagi menjadi penghalang. Apalagi di tetangga kita ada Mahatir Muhammad. Di Amerika ada Trump dan ada Biden. Semua bisa mengurus negara meski usia tak lagi muda. 

Gagasan Prabowo memang lebih pas di tengah. Posisi di kanan hanya dapat dukungan fanatik penuh berisik tapi minim kuantitas.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun