Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengapa Tak Jadi Eksportir?

14 Januari 2021   07:16 Diperbarui: 14 Januari 2021   07:28 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kejelian melihat dan memanfaatkan peluang yang ada merupakan cara terbaik hidup UMKM. Selama ini sudah sangat baik dilakukan. Sehingga muncul berbagai macam pujian terhadap UMKM. Salah satunya adalah sebagai penyelamat ekonomi negeri saat terjadi krisis ekonomi. Kemampuan bertahan UMKM memang lebih gesit tinimbang perusahaan perusahaan raksasa. 

Kehadiran UMKM yang mulai jelas menjadi persaingan semakin sengit di antara pelaku usaha UMKM sendiri. Bisa jadi, suatu saat akan terjadi bunuh membunuh di antara UMKM. 

Jangan sampai terjadi. Upaya menghindari persaingan mematikan UMKM tentunya dengan membantu mereka untuk bisa bermain di luar kandang. Jangan cuma jago kandang. UMKM harus unjuk gigi di mana pun juga. 

Pemerintah harus mampu memberikan bimbingan kepada UMKM untuk lebih berorientasi ekspor. Dibandingkan dengan pasar domestik, pasar ekspor jelas sangat terbuka luas. 

Untuk membuka pasar luar negeri, banyak UMKM yang belum mampu karena pengetahuan akan pasar luar negeri masih minim untuk beberapa UMKM. Ketika presiden Jokowi mengharapkan para diplomat ikut menjadi duta dagang, hal tersebut tentu dilatarbelakangi oleh keinginan presiden untuk membangun eksportir eksportir baru terutama dari kelompok usaha UMKM ini. 

Kemampuan produksi UMKM sudah tak perlu diragukan lagi. Produk produk mereka sangat mampu bersaing di pasar ekspor. Hanya saja, pasar ekspor mana yang paling tepat untuk dilakoni, itu yang perlu bantuan dari para diplomat yang ada di seluruh dunia. 

Misalnya saja dengan pasar negara-negara Timur Tengah. Selama ini, kebutuhan haji saja banyak dipasok dari Cina. Padahal, sebagai sesama negara muslim, kita bisa masuk sebagai pemasok kebutuhan haji tersebut.

Belum lagi untuk negara negara lain yang selama ini kurang terdengar hubungan dagangnya semisal negara negara di Afrika. Bisa jadi pasar di sana sangat terbuka untuk produk produk UMKM Indonesia.

Kerja diplomat akan sangat membantu UMKM untuk berani mengubah dirinya menjadi eksportir eksportir handal. Tentu ada bimbingan teknis juga dari kementerian Perdagangan agar tak ada permasalahan teknis yang mengganggu. Misalnya, dalam hal sertifikasi. 

Jika banyak UMKM yang berubah menjadi eksportir, ekonomi nasional akan semakin terbantu. Apalagi jika separuh UMKM saja yang berubah karena bimbingan pemerintah yang intens, maka akan kita temukan ribuan usaha moncreng di negeri ini.

Saatnya UMKM menjadi eksportir hebat! 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun