Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Apa yang Bisa Aku Tulis dari Bola Negeri Ini?

7 November 2020   16:00 Diperbarui: 7 November 2020   16:04 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari pagi tadi pengen banget nulis tentang bola. Tapi apa mau dikata, tak ada huruf huruf yang bisa kurangkai menjadi kata "Aku Bangga" Sepak bola Indonesia. 

Setiap mau nulis, selalu saja muncul kericuhan penonton, kekalahan beruntun, ribut kepengurusan PSSI, dan seabrek kejelekan. Padahal, pengen banget nulis kehebatan sepak bola Indonesia. 

Kondisi saat ini, tentunya nasib para pemain yang semakin memprihatinkan. Jika tak ada pertandingan, terus mereka tidak dapat gaji, bagaimana sebuah definisi keprofesionalan dapat ditorehkan? 

Sepak bola harus hidup. Hidupnya sepak bola jika ada kompetisi. Dan dari kompetisi juga, nafas hidup para pemain disandarkan. 

Eropa sudah jalan. Tanpa penonton. Tetap meriah. Tetap digemari. Karena pecinta sepakbola memang sudah rindu berteriak-teriak memberi semangat. 

Terbanyak yang dipertaruhkan dari dunia sepak bola. Terlalu naif jika kita kalah dari covid dan tak bisa berbuat apa-apa. 

Mungkin ini sebuah awal untuk perbaikan  penonton bisa menyadari. Pemain bisa menyadari. Dan terutama pengurus PSSI tidak cuma bisa ngurus perutnya sendiri. 

Ayo, bangkit sepak bola nasional. Kalian tak boleh kalah oleh pandemi. Kalian tak boleh menyerah. 

Pengurus PSSI diharapkan untuk menggunakan otaknya agar bisa membuat sepak bola tak mati. Terlalu banyak yang akan menerima akibatnya. Terlalu besar kerugiannya jika kompetisi tak jadi jalan tahun ini. 

Waktu terus berjalan. Kalau kalian tak gercep, mundur saja. Mungkin kalian terlalu tua untuk bertindak sigap, maka berilah jalan mereka yang muda. Mereka yang gerakan nya lebih lincah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun