Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sri Mulyani Bukan Sekadar Hebat, Sisi Lain yang Menguak

27 Oktober 2020   04:51 Diperbarui: 27 Oktober 2020   04:53 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI. Kompascom

Seharusnya Jokowi lebih memilih manusia manusia independen penuh kredibilitas sebagai pembantu pembantunya dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Bukan para petualang politik, apalagi jika mereka inkompeten. 

Sri Mulyani jelas merupakan salah satu srikandi yang patut diapresiasi dalam jajaran kabinet Jokowi-Ma'ruf.  Karena selain memahami perekonomian, kalibernya juga bukan cuma jago kandang, tapi sudah melanglang ke pusat pusat perekonomian internasional. 

Ah, itu sih biasa. Kalau bicara kehebatan pemikiran ekonomi Sri Mulyani, gak usah dibahas. Semua orang sudah tahu. Bahkan ketika Barang Milik Negara diinventarisasi oleh beliau sehingga para pencatut kehilangan mata pencaharian mereka, Sri Mulyani yang memulai itu. 

Tapi ini sisi lainnya. Sesuatu yang di luar itu. Sesuatu yang menunjukkan sikap kemanusiaan dari Sri Mulyani.  Sesuatu yang jarang dijual karena dianggap kurang seksi. 

Kita semua tahu, ketika covid semakin mengkhawatirkan sekolah sekolah pun dipindahkan ke rumah.  Tak ada lagi kegiatan pembelajaran di ruang ruang kelas. Penularan covid memang sangat mungkin terjadi jika sekolah melakukan pembelajaran seperti biasa di ruang ruang kelas. 

Pembelajaran yang dipindahkan ke rumah menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah (BDR), jelas membutuhkan kepedulian orang tua. Orang tua harus bisa mendampingi putra putrinya mengerjakan tugas sekolah. 

Bukan hanya secara fisik. Pendampingan pembelajaran dari rumah tentunya juga diharapkan menjadi arena pendampingan secara psikologis. Orang tua dapat lebih dekat dengan buah hatinya. 

Selama orang tua mendampingi buah hatinya, terkadang orang tua juga harus sekaligus wfh. Bukan masalah, bagi orang tua membagi perhatian antara wfh dirinya dengan BDR anak anaknya. 

Persoalan muncul ketika pada saat anaknya membutuhkan perhatian, bos di kantor juga mengadakan rapat yang tak mungkin dibuat sampingan. Rapat jelas memerlukan konsentrasi. 

Nah, inilah yang menjadi persoalan. Seorang pegawai akan setres kalau harus memilih salah satu dan mengabaikan lainnya. 

Untung ada Sri Mulyani.  Beliau memutuskan untuk memberikan surat edaran tentang rapat rapat di kementerian keuangan. Bahwa rapat tidak boleh dilakukan di waktu pagi ketika anak anak masih bersekolah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun