Akhirnya, anakku mengambil jurusan farmasi di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta. Pilihan yang sudah diinginkan sejak lama. Paling tidak, ada gambaran ke mana jalan hendak dikembalikan tuju, empat tahun ke depan.Â
Dan entah kenapa, ia mulai melirik sebuah ruang kosong di samping kamarnya di lantai dua rumah kami.Â
"Ayah, gak dipakai apa apa nih ruangan? " tanyanya sore itu.Â
Aku cuma mengangguk karena tak punya ide untuk memanfaatkan ruang kosong itu. Â Di sebelah nya sudah dipakai adiknya untuk memelihara burung parkit . Masih ada 1 meter kali 4 meteran dibiarkan tanpa idi apa apa.Â
"Sayang, Yah. "
"Terus? "
"Kalau buat tanam bunga, boleh? "
"Bunga apa? "
Tak langsung menjawab. Mungkin dia bingung sendiri. Walaupun perempuan, dia sepertinya kurang suka bunga. Bunga bundanya saja beberapa mati karena lupa mrnyiram.Â
"Sudah ketemu, Yah, " suara anakku suatu sore yang lain.Â
"Apa? "