Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Apotek Hidup di Ruang Kosong

1 Oktober 2020   16:42 Diperbarui: 1 Oktober 2020   19:53 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via Kompascom

Akhirnya, anakku mengambil jurusan farmasi di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta. Pilihan yang sudah diinginkan sejak lama. Paling tidak, ada gambaran ke mana jalan hendak dikembalikan tuju, empat tahun ke depan. 

Dan entah kenapa, ia mulai melirik sebuah ruang kosong di samping kamarnya di lantai dua rumah kami. 

"Ayah, gak dipakai apa apa nih ruangan? " tanyanya sore itu. 

Aku cuma mengangguk karena tak punya ide untuk memanfaatkan ruang kosong itu.  Di sebelah nya sudah dipakai adiknya untuk memelihara burung parkit . Masih ada 1 meter kali 4 meteran dibiarkan tanpa idi apa apa. 

"Sayang, Yah. "

"Terus? "

"Kalau buat tanam bunga, boleh? "

"Bunga apa? "

Tak langsung menjawab. Mungkin dia bingung sendiri. Walaupun perempuan, dia sepertinya kurang suka bunga. Bunga bundanya saja beberapa mati karena lupa mrnyiram. 

"Sudah ketemu, Yah, " suara anakku suatu sore yang lain. 

"Apa? "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun