Singkat cerita, Kamdi akhirnya terbujuk juga. Modal memang cukup besar, tapi Kamdi yang sudah berhasil itu, tentu tak keberatan.Â
Pencalonan Kamdi memang membuat persaingan semakin ketat. Petahana yang tadinya sudah yakin akan menang, mulai ketar ketir.Â
Dan, dalam jajak pendapat, posisi Kamdi memang nyaris berhimpitan. Ya, tinggal nol koma lagi.Â
Lalu, tiba-tiba korona mengganas. Pilkada diundur. Kira kira setengah tahun lagi. Sehingga para calon walikota kelabakan dengan anggaran yang semakin tipis.Â
Beberapa bohir sudah mulai menyerah. Sehingga beberapa calon sudah mulai melihat peluang hanya ada pada dukun. Ya,
"Persediaan uang mulai menipis, " terdengar keluhan dari tim sukses.Â
Persaingan pencalonan memang  tidak ikut masuk ke dalam tim sukses. Beberapa tim sukses masih saling berteman dan tahu dapur masing-masing calon.Â
Beberapa calon memang mulai stres memikirkan pengunduran waktu pemilihan ini.Â
Dan pagi tadi, AB meninggal bunuh diri. Semua orang menyangka inilah penyebabnya. Mungkin AB stres karena pengunduran waktu pilkada yang berakibat pada semakin habis uang yang dikumpulkan bertahun tahun lamanya.Â
Pasti itu.Â
Mungkin hanya saya yang tahu rahasia kematian calon walikota tersebut. Kebetulan istrinya Kamdi masih saudara jauh dengan ku. Kemarin dia baru cerita.Â