Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Amin Rais Politikus Sejati

14 September 2020   05:23 Diperbarui: 14 September 2020   05:30 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amin Rais. Kompascom

Din Syamsuddin harusnya berguru lagi dengan Amin Rais. Gatot Nurmantyo harusnya berguru lagi kepada Amin Rais. Mereka yang berkoalisi dalam KAMI sudah seharusnya malu terhadap Amin Rais. 

Politik itu bukan sesuatu yang haram.  Berpolitik itu hak setiap warga negara yang tak boleh dikungkung dan dikangkangi oleh siapa pun dengan atas nama apa pun.  Hak berpolitik adalah milik setiap warga negara. 

Persoalan muncul ketika berpolitik tapi malu malu. Berpolitik tapi sembunyi sembunyi. Berpolitik tapi menggunakan topeng. Berpolitik tapi enggan dikatakan sedang berpolitik. 

Berpolitik tentu sekaligus bermoral. Dan tentunya moral politik.  Berpolitik tak boleh meninggalkan moral. Karena politik tanpa moral akan menjadi prilaku bar bar.  Politik harus berdiri bersama moralitas yang tinggi. 

Jangan berteriak teriak membangun gerakan moral tapi isinya politik dalam bentuknya yang paling licik.  Moral dipakai hanya sebagai strategi pengelabuhan belaka. Moral cuma menjadi tameng kelicikan semata. Akhirnya, malah menjelma menjadi politik amoral. 

Amin Rais selalu jelas. Amin Rais sedang berpolitik. Politik yang bermoral. Bukan moral yang cuma dibikin sebagai tameng hasrat politik belaka. 

Karena Amin Rais berpolitik maka jalan yang diambil adalah membangun partai politik. Tak ada politik yang dibangun selain melalui jalur partai politik. Tak ada politik yang dibangun di atas deklarasi moral. Tak ada. 

Ketika Amin Rais tak bisa lagi berkibar di dalam PAN, Amin Rais bikin partai baru sebagai kendaraan baru. Walaupun PAN pernah menjadi kendaraan nya.  Sebuah partai yang dibangunnya bersama Gunawan Mohammad, Abdillah Toha, Faisal Basri, dan tokoh lain yang sudah dulu tersingkir dari PAN. 

Ya, hasrat politik harus disalurkan menggunakan partai politik. Sehingga tidak menimbulkan kegaduhan yang tak perlu. Semua hasrat politik akan diuji melalui sebuah pemilu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun