Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Belajar: Antara Kreativitas Guru dan Kebahagiaan Peserta Didik

30 Agustus 2020   11:41 Diperbarui: 30 Agustus 2020   11:36 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua, penghapusan UN.  Kungkungan yang paling nyata terhadap kreativitas guru adalah makhluk yang bernama UN tersebut.  "Merdeka Belajar" telah menghapus kukungan kreativitas guru tersebut melalui penghapusan UN.

Apa keberhasilan seorang guru di sekolah?

Tak ada ukuran lain selain nilai UN.  Bahkan di Jakarta, nilai UN seorang siswa akan mempengaruhi tunjangan kinerja gurunya.  Guru yang mengajar di sekolah bagus seperti SMP N 115 Jakarta dan SMA N 8 Jakarta akan selalu mendapat tunjangan kinerja lebih baik dari guru yang mengajar di sekolah lain.

Nilai UN menjadi bah malaikat sekaligus monster.  Sehingga, kegiatan di sekolah harus semuanya menuju ke satu arah yaitu kenaikan nilai UN peserta didik.  Pada setiap bulan Juli, peserta didik kelas sembilan akan selalu diingatkan, sekaligus diteror dengan keharusan memiliki UN tinggi. Karena nilai UN adalah segalanya bagi kehidupan mereka.

Pembelajaran di kelas sudah tidak ada senang-senangnya sama sekali.  Semua mata hati dan pikiran cuma terisi oleh strategi memenangkan UN.   Dan air muka setiap peserta didik sudah terpenuhi oleh soal-soal UN.

Persaingan untuk mendapatkan nilai tertinggi semakin parah.  Sehingga, peserta didik, bukan hanya mempersiapkan UN ketika bulan Juli, di hari pertama ketika menginjakkan kaki di kelas sembilan, tetapi mereka sudah memprediksi UN ketika baru saja menginakkan kaki di sekolah tersebut.  Dari mulai kelas tujuh sudah mulai melakukan pendalaman-pendalaman materi menghadapi UN yang akan mereka hadapi tiga tahun mendatang.

Alangkah tersiksanya peserta didik di negeri ini.  Sehingga, penghapusan UN dari dunia pendidikan adalah sebuah pembebasan yang paling nyata terhadap kondisi tegang karena perang menghadapi UN.

Bukan hanya peserta didik.  Guru juga selalu mendapat intimidasi dari kepala sekolah.  Guru mapel UN kelas sembilan selalu dimanja sekaligus selalu diancam akan dipindah mengajar di kelas delapan atau kelas tujuh jika perolehan UN sama dengan perolehan tahun lalu, apalagi jika turun.  Pelaku intimidasi biasanya kepala sekolah.  

Kenapa kepala sekolah melakukan intimidasi?  Karena kepala sekolah juga posisi diintimidasi oleh kepala dinas.  Nilai UN turun, kepala sekolah akan dibuang menjadi kepala sekolah di sekolah pinggiran.  

Kenapa kepala dinas melalukan intimdasi?  Karena kepala dinas juga diintimidasi oleh walikota atau bupati jika nilai UN turun di kota atau kabupaten tersebut, maka kepala dinas harus siap siap meninggalkan kursi empuknya.  Dan bupati tentu diintimjdasi oleh rakyatnya, jika UN turun secara politis akan dimanfaatkan oleh lawan politik untuk menyerang dia dalam pilkada berikutnya.

UN menjadi pembunuh kreativitas guru.  Jangankan membuat kreativitas lebih, baru membuat soal berbentuk esai saja sudah ditegur karena tidak akan berpengaruh terhadap nilai UN.  Cukup drill  peserta didik dengan soal-soal pilihan ganda.  Soal esai memang melatih pemikiran kritis tapi tak berpengaruh terhadap nilai UN.  Maka tinggalkanlah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun