Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Klepon Bisa Menghilangkan Otak Cerdas Kita

22 Juli 2020   20:17 Diperbarui: 22 Juli 2020   20:20 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebencian telah merenggut otak waras siapa pun yang sudah terjangkitinya.  Kebencian membuat cara pandang seseorang miring sebelah. Maka, jangan sekali sekali memutuskan sesuatu saat ada kebencian atau kemarahan sedang berkecamuk. 

Semua orang normal pasti membenci penggunaan agama untuk hal-hal yang tak perlu diberi kacamata agama dalam bingkai kerdil.  Misalnya saja dalam hal klepon. Karena klepon tak butuh kacamata itu.  Cukup otak sedikit cerdas juga sudah bisa memahami. Kecuali otak terlalu jongkok sehingga tak bisa melihat lebih atas dari sekadar satu meter. 

Di sisi lain, kebencian terhadap orang yang sok agamis sering juga menghilangkan kecerdasan orang yang terjangkitinya.  Misalnya saja klepon.  Ketika muncul gremeng gremeng tentang ketidakislamian klepon langsung diviralkan. 

Seolah-olah negeri ini sudah begitu gawatnya. Padahal, sumber gremeng gremeng juga tak jelas dan tak akan pernah jelas.  Tapi kebencian itu telah membuat siapa pun kehilangan otak cerdasnya. 

Akhirnya, dua kelompok tanpa kecerdasan otak itu meramaikan jagad maya. Kelompok sok agamis dan kelompok yang membenci mereka yang sok agamis. 

Kelompok yang sok agamis menebar kebencian terhadap banyak hal dengan kajian kosong melompong bahkan terkadang cuma dipenuhi prasangka dan kebencian.  Sedangkan kelompok yang membenci kelompok sok agamis juga selalu cepat tersulut kebencian tanpa dasar. 

Misalnya saja tentang klepon. Ada pertarungan kekurangcerdasan dua kelompok tersebut. Meredam sedang beradu khayalan khayalan tentang kelompok musuhnya. 

Dan negeri ini akan semakin bising oleh kekurangcerdasan masyarakat nya.  Kebencian antarkelompok sudah sampai kapasitas tanpa batas. Pertarungan akan semakin meraja lela. Akan semakin ngawur. 

Seolah-olah yang penting bisa memusnahkan lawan. Dengan mempertontonkan prilaku nir otak sekalipun. 

Sudah saatnya bangsa ini menjadi semakin dewasa. Jangan terus berurusan dengan persoalan remeh temeh semisal klepon.  Bahkan seolah-olah klepon sudah membahayakan bangsa dan lebih kronis dari COVID-19. 

Kebodohan kadang memang menular. Bahkan sebuah lembaga litbang ada yang ikut ribut dengan klepon. Mungkin hanya untuk meramaikan saja. Tapi, bisa juga karena orang berpendidikan pun sudah kehilangan kecerdasan mereka karena kebencian sudah saling menuju ke saling meniadakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun