Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Diskusi Pemakzulan Presiden, Gagasan atau Gerakan?

2 Juni 2020   05:55 Diperbarui: 2 Juni 2020   05:52 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aturannya sudah jelas, jangan bikin muak saja. Itulah yang sering melintas di pikiranku saat ini ketika membaca berita para politisi, baik yang terang terangan atau politisi berkedok. 

Negara jelas perlu keteraturan. Keributan hanya akan menghambat kerja yang sudah dirancang.  Jangan berteriak teriak tentang sesuatu yang sudah jelas aturannya. 

Dalam sebuah negara demokrasi, biarlah pertempuran politik ada di Senayan. Cukup di Senayan. Gak usah bocor ke mana-mana. 

Jika persoalan politik, tempat sudah ada. Maka, siapa pun yang berpikir politis harus mau bersusah-payah mencari tiket ke Senayan. Jangan obral di luar Senayan, karena hanya akan memunculkan kebisingan yang tak diperlukan. 

Pemakzulan presiden sudah ada aturannya. Jadi, ketika ada tokoh yang pura-pura bicara pemakzulan sebagai kemungkinan, maka tokoh tersebut sudah salah kamar. Tak mau susah susah masuk Senayan tapi ketokohannya justru dimanfaatkan secara politis. 

Sikap balik akan juga muncul. Perdebatan tak akan usai. Karena sikap lain juga punya dasar. Dan hasil perdebatan tak ada, kecuali keriuhan tanpa ujung. 

Apa sih susahnya membiarkan aturan berjalan dengan baik. Jika presiden sudah diatur masa kerjanya. Kenapa kita tak sabar menunggu waktu yang tak lama itu. Pertempuran dalam sebuah pemilu lebih fair daripada cuma perang tagar segala. 

Setiap negara butuh keberaturan. Mungkin tak akan membuat senang semua, dan tak akan mungkin. Apalagi luka luka kekalahan terkadang lama terobatinya.  Sehingga susunan keberaturan yang sudah ada mari taati bersama. 

Jangan memakai kedok hanya untuk memanipulasi. Rujukan bersama sudah kita sepakati. Perubahan juga dapat dilakukan. Melalui lembaga yang sudah disediakan. Kenapa harus menyaringkan teriakan yang hanya bisa memekakkan telinga? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun