Ngenet Mulu Jadinya

Sebagai seorang guru, mengajar dari rumah berarti harus mantengin pembelajaran siswa di rumah mereka.  Dan berarti, ya, harus ngenet sepanjang hari. 

Gak ada biaya tranportasi, tapi makan jadi tambah. Kalau udah keluar masuk gak jelas, akhirnya, kan pesan go food juga. Makan lagi, makan lagi. Kayaknya impas. 

Yang menjulang ya, kebutuhan pulsa dan data.  Semua siswa mengirim pekerjaan lewat internet.  Kan harus diunduh, terus baru dinilai. 

Internet tak ada hentinya sepanjang hari.  Kok bisa? 

Setelah selesai memantau pembelajaran siswa, kegiatan selanjutnya mengirimkan laporan pembelajaran.  Pasti sampai pukul 15.00 juga baru selesai. 

Seusai pukul 15.00 giliran santai.  Biasanya nonton film di Iflix atau di Viu.  Kan kegiatan ini juga menggunakan data juga. Yang kadang sampai magrib. 

Habis Isya diteruskan lagi dengan nonton youtube.  Kebetulan ada ngaji filsafat di youtube. Makanya, sebagai pengisi otak kanan, perlu juga dilakukan pengisian melalui kajian filsafat ini. 

Nyampai jam 22.00 Kadang-kadang.  Barulah tidur.  Nyenyak. 

Yakin gak main medsos? Ya, diseling selingnya.  Biasanya ngecek WAG. Karena selalu ada kabar baru. Sekarang sudah banyak kabar positifnya, dibanding beberapa waktu lalu, yang dipenuhi oleh berita mengerikan. 

Juga twitteran. Karena banyak juga berita bagus di sini. Kalau ada berita bagus, terus ditulis ulang di Kompasiana. Kayak tulisan ini juga. Tapi yang ini sih cuma iseng. Nyaris Magrib terus mau ngapain? Ya, Kompasiana lah. 

Siapa tahu nanti dapet GO-PAY.