Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Para Manipulator Berita

13 Februari 2020   09:05 Diperbarui: 13 Februari 2020   09:07 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari Kompasiana

Ngeri banget kalau ada penggede politik memanipulasi berita demi ambisi politiknya.  Bukan sekali, dia melakukan berkali-kali.  Apalagi partai yang diusungnya sering membuat jargon jargon agamis. 

Memang, ada seorang teman yang mencoba meredakan emosi saya, saat saya uring-uringan melihat tingkah polah si manipulator berita. Temanku bilang, "Jangankan cuma berita, kamu kan lihat sendiri, agama saja dia manipulasi. "

Dan saya semakin menyadari, bagaimana bar barisme dalam politik selalu mengerikan.  Politik sudah jauh dari etika. Bahkan sudah sama sekali meninggalkan etika. Politik sudah nir etika.  Apa pun dimanipulasi demi keuntungan politik sesaat para petualang tersebut. 

Berita apa pun akan dipelintir oleh manipulator berita tersebut.  Sehingga kesannya, pihak lawan selalu bergelimang kesalahan.  Padahal, jika dicermati, jauh sekali apa yang dibunyikan dengan apa yang tertulis dalam berita. 

Lebih parah lagi, jika judul berita sudah dibikin bombastis oleh wartawan. Sehingga para manipulator cukup mengutip judul sambil memberi narasi menyimpang, tergantung kehendak napsu politiknya. 

Pembacaan secara kritis memang harus terus ditingkatkan.  Pendidikan literasi digital harus dijadikan kebutuhan. Terutama di tengah banjir info dan banyak nya manipulator berita di negeri ini. 

Jika kita lihat, para manipulator berita tersebut memiliki banyak pengikut yang tak pernah mencoba kritis. Mereka memakan berita hasil manipulasi orang yang diikuti. 

Dan memang cukup banyak sekali orang yang malas membaca utuh berita akhirnya tergelincir pada pemahaman yang salah melalui pembacaan judul berita yang bombastis. 

Kita harus nya mampu melawan bersama terhadap para manipulator berita.  Kita kuliti kecurangan nya. Semakin sering dikuliti, pasti akan semakin banyak yang memahami bagaimana serius nya akibat yang bisa terjadi dari pemanipulasian berita. 

Mari kita lawan mereka ! 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun