Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menelusuri Bromo Bersama Anak

30 Desember 2019   09:03 Diperbarui: 30 Desember 2019   09:03 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak apalah kalau hari ini aku baru cerita tentang Bromo. Mungkin sudah sangat membosankan bagi mereka yang sudah berkali-kali ke Bromo. Tapi bisa jadi, dapat juga ikut menyumbang bagi mereka yang belum ke Bromo. Sekadar bagi pengalaman. 

Rombongan kami ada 10 orang.  Sehingga untuk naik ke Bromo, kami menyewa 2 Jeep. Satu jeep maksimal 5 orang agar ke Bromo nyaman. 

Agak menjadi persoalan, ketika koper kami harus dibawa juga, karena pascabromo langsung ke Batu.  Bagaimana membawa koper yang jumlahnya 4 biji dengan beberapa tas pula? 

Untung, salah satu Jeep punya rooftop sehingga koper dapat ditaruh di atap jeep.  Dan pukul 11 kami sudah bangun dan bersiap. Kabarnya jam 24, mobil jeep sudah siap di depan rumah. 

Tak masalah, rombongan sudah siap sebelum jam 24. Saat jeep datang, langsung koper diangkat ke atap jeep.  Lima orang di jeep 1,dan 5 orang lagi di jeep 2.

Gooooooo....... Bromo....! 

Baru sekitar lima ratus meter, muncul masalah, baut rooftop kendor, tapi pak supir membawa perlengkapan komplit dan perbaikan lancar dilakukan.  Tapi, baru berjalan sekitar 200 meter terjadi masalah serupa. 

Akhirnya, satu orang dari jeep 2 terpaksa pindah ke jeep 1.  Koper dipindahkan ke bangku depan jeep 2.

Dari kota Malang kami tak langsung dibawa ke Bromo lewat jalur Malang.  Kami justru diajak ke Bromo melalui jalur Pasuruan. Tak apa.  Apalagi alasan sopir, jalur Pasuruan lebih baik daripada jalur Malang. 

Namanya belum pernah lewat kedua jalur tersebut, kami pun pasrah "bongkokan". Yang penting nyampe Bromo dengan aman dan nyaman. 

Sampai di tempat melihat sunrise, sekitar pukul 03.30 dan di atas sudah ramai.  Kami mampir ke toilet. Selain untuk buang air agar dapat melihat matahari terbit dengan asik, kami juga berwudu untuk salat Subuh. Kewajiban yang satu ini tak boleh tertinggal. 

Sopir jeep mengantar kami ke titik pandang paling strategis baik secara politik maupun sosial budaya.  Ketika kami melihat jam menunjukkan waktu 03.55 saya berdua dengan si jagoan mencari tempat paling pas untuk salat Subuh. Kami salat Subuh berjama'ah. Kemudian bergantian salat karena juga sudah mulai ramai pengunjung lain berdatangan. 

Kabut Bromo | dokpri
Kabut Bromo | dokpri
Di arah Timur mulai tampak semburat merah matahari pagi.  Tak henti henti nya kami memotret. 

Pukul 06.00 kami kembali ke jeep. Melaju menuju ke kawah gunung Bromo. Perjalanan cukup menggetarkan karena terlihat bahwa di sisi jalan ternyata jurang. 

Tempat parkir kawah | dokpri
Tempat parkir kawah | dokpri
Jika ingin ke kawah Bromo dari tempat parkir bisa nunggang kuda sampai ke undakan. Harganya 200 ribu dan bisa ditawar menjadi 150 ribu. Kalau bisa ke kawah jika tak ingin rugi. 

Kemudian kami berfoto foto untuk mengisi instagram dengan foto foto apik Bromo di Pasir Berbisik dan di Savana. Mulai rintik-rintik. Sehingga kami tak berfoto di bukit Teletubbies. 

Pasir Berbisik | dokpri
Pasir Berbisik | dokpri
Kami pun bersiap pulang. Bukan ke Jakarta tapi menuju Batu. 

Kabarnya di Batu sudah menanti petualangan seru. 

Nantikan laporan berikutnya ya... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun