Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

PAN Bukan Amien Rais

22 Desember 2019   17:35 Diperbarui: 22 Desember 2019   17:38 1511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir semua partai dikangkangi oleh satu keluarga.  Sehingga, sebuah partai sangat identik dengan tokoh tersebut. 

Bayang bayang seorang tokoh jelas tidak sehat. Tugas partai untuk membangun dan memperkukuh demokrasi di negeri, berkebalikan dengan kondisi partai itu sendiri yang tidak demokratis.  Bagaimana demokrasi bisa tumbuh di tengah partai minus sikap demokratis? 

Hampir dapat dikatakan, semua partai akan menunjuk pada sosok tertentu. Hanya Golkar dan PPP yang tidak terlihat tokoh Sentral sebagai pengendali partai. PKB sendiri, setelah lepas dari bayang bayang Gus Dur, kini jatuh ke tangan Muhaimin. 

PDIP sangat identik dengan Megawati.  Bahkan Megawati terasa lebih besar dari PDIP.  Sehingga, partai sering ragu melangkah sebelum ada pertanda arah jalan dari Megawati. Walaupun sering ada alibi demokrasi ala PDIP tapi hampir semua orang melihat hal itu hanya sebagai permainan kata kata belaka untuk menyembunyikan fakta di belakang nya. 

Demokrat juga melangkah sesuai irama keluarga Cikeas.  Wajar jika ada celetukan kenapa Demokrat tak ada perwakilan nya di kabinet kedua Jokowi, karena ketika diminta mengajukan nama calon menteri, selalu saja yang muncul nama AHY. 

Gerindra juga bergantung Prabowo. Jumpalitannya Prabowo selalu dibenarkan partai. Jalan menikung menjadi sahabat jika berdasarkan restu Prabowo. 

PAN yang kelahiran nya bersamaan dengan eforia Reformasi, pada awalnya sangat diharapkan menjadi partai modern. Dilihat dari nama nama pendirinya, partai ini bukan mewakili satu golongan tertentu. Pendiri nya sangat plural. 

Akan tetapi, perjalanan sejarah menunjukkan bahwa partai ini pada akhirnya berada di bawah bayang bayang Amin Rais.  Langkah PAN selalu seiring dengan kemana langkah Amin Rais. Jika Amin Rais mengendaki PAN menjadi oposisi maka beroposisilah PAN. Demikian juga, sebaliknya. 

Sebentar lagi PAN akan melaksanakan kongres. Seperti biasa, selalu ada riak riak menjelang kongres.  Dan problem selalu sama. Perseteruan antara seseorang melawan hegemoni Amin Rais. 

Selama ini, pertarungan selalu dimenangkan kubu Amin Rais. Akan tetapi, pada kongres kali ini, upaya PAN untuk menjauhi hegemoni seseorang semakin kuat. 

Seharusnya memang begitu, jika ingin menjadi partai modern.  Partai yang berjalan di bawah payung konstitusi partai, bukan berjalan di bawah ketiak seseorang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun