Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anjing yang Kehilangan Suaranya

20 April 2019   19:51 Diperbarui: 20 April 2019   20:15 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku lempar lagi dengan batu yang agak besar.  Nyaris kena kepala nya. Dia menghindar. Tapi tetap diam saja. 

Pengin aku lempar dengan balok, namun nurani ku berkata, jangan.  Maka aku kembali masuk rumah. 

Besok saja aku tanya kan kepada yang punya anjing.  Besok hari Minggu, biasanya dia jalan pagi sambil mengajak anjingnya. 

Saat pagi justru terdengar ribut ribut di rumah tetangga ku. 

Sudah banyak orang di rumah tetangga.   Masih orang satu komplek. 

"Ada apa? " tanyaku pada Warto. 

"Anjingnya mati.  Kepala nya pecah,  seperti nya ada orang yang melempari kepala nya, " jawab Warto sambil begidig membayangkan kekejaman orang yang telah membunuh anjingnya. 

"Anjing itu memang sudah tak bisa menggonggong, atau lebih tepatnya tak mau menggonggong.  Sudah satu minggu anjing itu mogok menggonggong.  Tapi tega juga orang yang memecahkan kepala nya.  Otaknya sampai keluar berantakan., " Sambung Warto. 

Aku bingung sendiri.   Karena semalam aku hanya melempari nya dengan kerikil dan batu agak besar tapi tak mungkin sampai memecahkan kepala nya. 

Tapi,  jangan jangan anjing itu bunuh diri karena tak mau menggonggong lagi.   Anjing yang tak menggonggong memang anjing yang telah kehilangan keanjingannya.   Anjing tanpa keanjingan sama dengan manusia yang tanpa kemanusiaan. 

Ah,  aku ingat anggota DPR yang kemarin aku tusuk namanya tanggal 17 April.  Wajah dia mirip anjing tetangga ku yang kepala nya pecah itu. 

Ini jelas bukan mimpi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun