Kemudian aku berkenalan.
Dua laki laki yang baik. Laki laki yang penuh pengertian. Â Aku bilang, dia dewasa. Â Dan aku semakin hari semakin meyakini dia sebagai jodoh yang dikirim Tuhan untukku.
Keputusan ku untuk "Single at Heart" mulai pelan pelan kusingkirkan. Â Mungkin bukan jalan ku.
Lalu rindu itu mulai mengganggu.
Aku merindukan laki laki itu bukan hanya tiap hari tapi sudah meningkat menjadi tiap jam. Â Kenapa aku menjadi seperti ketiban "cinta monyet"?
Ketika dia mengajakku menikah, tanpa pikir panjang, aku mengiyakannya. Â
Tapi, kemudian hidupku menjadi petaka. Â Keluarga bahagia cuma angan angan.
Laki laki itu terlalu pencemburu. Â Tatapannya selalu dipenuhi kecurigaan. Â Penuh amarah yang terpendam.
Dia lahir dari Ibu yang jalang. Â Ibu yang pergi meninggalkan dia tanpa sepatah kata. Â Dan dia merasa dihinakan.
Dan dia terbelah melihat perempuan.
Selalu ada di antara percaya dan curiga. Â Sayang, dia lebih sering menjatuhkan diri pada pilihan kedua.