Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan! Jangan Tatap Aku Seperti Itu

20 November 2018   13:32 Diperbarui: 20 November 2018   13:55 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kemudian aku berkenalan.

Dua laki laki yang baik. Laki laki yang penuh pengertian.  Aku bilang, dia dewasa.  Dan aku semakin hari semakin meyakini dia sebagai jodoh yang dikirim Tuhan untukku.

Keputusan ku untuk "Single at Heart" mulai pelan pelan kusingkirkan.  Mungkin bukan jalan ku.

Lalu rindu itu mulai mengganggu.

Aku merindukan laki laki itu bukan hanya tiap hari tapi sudah meningkat menjadi tiap jam.  Kenapa aku menjadi seperti ketiban "cinta monyet"?

Ketika dia mengajakku menikah, tanpa pikir panjang, aku mengiyakannya.  

Tapi, kemudian hidupku menjadi petaka.  Keluarga bahagia cuma angan angan.

Laki laki itu terlalu pencemburu.  Tatapannya selalu dipenuhi kecurigaan.  Penuh amarah yang terpendam.

Dia lahir dari Ibu yang jalang.  Ibu yang pergi meninggalkan dia tanpa sepatah kata.  Dan dia merasa dihinakan.

Dan dia terbelah melihat perempuan.

Selalu ada di antara percaya dan curiga.  Sayang, dia lebih sering menjatuhkan diri pada pilihan kedua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun