Rinto memandangi sayuran yang mulai berbuah. Â Ada tomat yang terlihat montok. Â Ada cabe yang merah menantang. Â Ada terong yang melengkung ujungnya, terlihat laki laki banget.
Itu dulu.
Kini, Rinto hanya bisa memandangi sayuran yang layu. Â Yang daun daunnya sebagian mengering. Â Rumput di sela selanya malah terlihat lebih subur.
Riani tak bisa lagi menyiram sayur mayur itu. Â Tangan mungil nan terampilnya juga tak mungkin bisa menyaingi rumput rumput liar itu.
Ada sesal yang membersamai tetes air mata Rinto.
Rinto sudah tak bekerja. Â Dipecat dari perusahaan karena menyeleweng kan uang perusahaan. Â Dan uang itu cuma dipakai foya foya bersama teman.
Pulang mabok.
Dan Riani tak pernah marah. Â Sampai kemudian Rinto pulang bukan hanya dalam keadaan mabok, tapi bersama perempuan pelacur.
Riani marah.
Rinto yang mabok menampar dan menendang nya. Â Sejak itu, Riani sakit dan meninggalkan dunia fana ini.
Tak begitu lama, perusahaan tahu kecurangan Rinto. Â Rinto dipecat. Â Juga diharuskan mengembalikan uang itu kalau tak ingin dipenjara.