Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kedai Kopi di Ujung Gang

11 Oktober 2018   11:24 Diperbarui: 11 Oktober 2018   13:22 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sepuluh tahun sudah aku tinggal kan kampung ini.  Segala nya masih terasa sama.  Waktu sepertinya terhenti di kampung ini.

Sungai itu masih berair jernih.  Tak pernah kering sepanjang apa pun kemarau itu.  Hanya berkurang sedikit airnya.

Sekarang juga masih seperti itu.

Jembatan kayu yang juga masih sama saat aku tinggal kan sepuluh tahun lalu.

Pohon durian terbesar di kampung kami.  Masih berdiri tegar di Ujung jalan.  Pohon yang tak punya pemilik.  Siapa saja boleh memetik dan memakan buah durian yang terkadang tercium wangi wangi sedap. Yang penting, durian tak dibawa pulang.

Tapi, di bawah pohon durian itu terlalu banyak perdu.

Kemana kedai kopi Kang Suhud?

Tak ada lagi kedai yang dulu selalu penuh pengunjung itu.  Kemana Kang Suhud?

Kang Suhud sudah meninggal, i.  Dengan cara yang tak wajar.

Maksud mu?

Kang Suhud dibunuh entah oleh siapa.  Sampai sekarang tak ada yang tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun