Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Money

Tangkap Para Mafia Pangan

3 April 2018   10:02 Diperbarui: 3 April 2018   10:05 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Bukan masalah pasokan yang biasa di tengah permintaan yang tinggi.  Sama sekali, bukan.  Kalau pemerintah selalu berpikir bahwa kenaikan harga pangan berkait dengan peningkatan permintaan di tengah pasokan yang biasa, maka pemerintah sendang membohongi diri sendiri, juga masyarakat. Karena, memang bukan itu permasalahannya.

Akan tetapi, pemerintah seakan sudah terjebak pada permainan mafia pangan yang sudah menggurita.  Bahkan tekanan dari para mafia pangan ini sering membuat pemerintah salah tingkah dan hanya terkesan mencari-cari alasan untuk tidak pernah menyelesaikan masalah karena hal yang demikian ini yang diharapkan oleh para mafia pangan.

Hanya pemimpin yang bersih dan kuat yang bisa melawan mafia, apa pun mafianya, dan seberapa kuatnya pun mereka.  Pemimpin kotor pasti sudah lama berdiri di kangkangan para mafia pangan.  Kita bisa belajar dari persoalan hukum yang dialami oleh LHI dan mafia daging yang persoalan sudah diputus hakim dan mereka sudah masuk hotel prodeo.

Pemimpin yang bersih tak akan bisa ditelikung dan diancam dengan ancaman apa pun karena dia tahu dirinya bersih.  Maka, para mafia akan keder menghadapi pemimpin yang bersih.  Mafia akan menyingkir dari pemimpin bersih, tentunya, setelah segala daya upaya hitamnya dilempar kembali ke mukanya oleh pemimpin bersih.

Pemimpin bersih akan berpotensi menjadi pemimpin kuat.  Pemimpin yang mampu berdiri di atas visi dan misi yang sudah dirumuskannya untuk dan demi kesejahteraan masyarakat.  Keberanian pemimpin bersih yang kuat, pasti akan menginspirasi orang-orang bersih untuk berdiri tegar di belakangnya, sehingga pemimpin bersih akan semakin kuat dalam menghadapi mafia pangan.

Kita semua tahu, proses keterpilihan Presiden Jokowi.  Manusia pinggiran yang kemudian bisa bergeser ke tengah dan pusatnya pusat.  Karena selama ini Bapak Presiden Jokowi ada di pinggiran, maka selama ini belum tergoda atau digoda para mafioso.  Masih bersih.  Keberaniannya tumbuh dari kebersihan sejarahnya.  Dan kita semua mengakui itu.

Demikian juga dengan Kapolri.  Manusia jenius yang pernah terkesan dibuang menjadi Kapolda Papua.  Juga baru bisa masuk Jakarta karena permintaan Jokowi.  Jokowi sebagai manusia bersih tentu harus mendapat lingkaran bersih juga.  Maka kumpulan orang-orang bersih akan menjadi kekuatan yang bagus walau di sekelilingnya masih banyak yang diragukan.

Tahun lalu sudah cukup bagus langkah yang dilakukan pemerintah.  Pemerintah tak lagi bersembunyi di belakang alasan pasokan kurang karena permintaan meningkat.  Alasan itu sudah ditinggalkan.  

Pemerintah sudah beralih upaya untuk menitik beratkan tindakan pada pemberangusan mafia pangan.  Dan berhasil.  Tak ada gejolak pangan tahun lalu walau di tahun-tahun sebelumnya selalu terjadi gejolak harga pangan.  Operasi besar-besaran menghajar mafia pangan akan ampuh untuk menghadapi mafia pangan yang sudah menggurita.

Menghadapi mafia pangan yang sudah begitu menggurita, pemerintah tidak boleh menganggap enteng.  Kekuatan penuh harus dilakukan.  Perang menghadapi mafia memang lebih tepat.  Karena mafia juga sudah menjalarkan kekuatannya hinga ke mana-mana. Serangan balik dengan berbagai argumen seoalah-olah membela rakyat pasti akan bertaburan.  Tapi, densus (kalau memang akan dinamai sebagaimana perang terhadap terorisme) pangan tak boleh kalah gertak.  Karena rakyat pasti di belakang kalian.

Tak ada cara lain untuk terus menstabilkan pangan kecuali menghadapinya dengan perang melawan para mafioso di dalam perdagangan pangan di negeri ini.  Polisi harus berada di depan melalui densus yang lihai dalam melumpuhkan mafioso.  Dan polisi pasti bisa, sebagaimana prestasi gemilang dalam melumpuhkan para teroris melalui densus 88.

Siap berdiri tegak membela penghajar mafioso.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun