Ada saja yang suka iseng. Â Seolah-olah, perempuan janda pasti harganya tak seberapa. Â Sehingga laki-laki selalu berharap dapat sesuatu dari janda. Â Tanpa modal apa-apa.
Sukesih.
Janda yang tinggal sebelah pos ronda. Â Selalu saja mendapat siulan dari para Bapak yang mendadak rajin berkumpul di pos ronda. Â Hanya untuk itu pada sukesih yang janda muda.
Ibu mulai pasang kuda-kuda. Â Jangan sampai suaminya kecantol janda yang masih bertubuh mekar kaya kuda australia. Â Mereka saling berbisik untuk menelisik, alasan apa yang bisa digunakan mengusir janda yang tinggal di sebelah pos ronda.
Sukesih.
Ia sudah tak peduli. Â Ia ingin hidup bahagia. Â Karena, menurut Sukesih, laki-laki hanya tahunya senang sendiri. Â Persetan dengan laki-laki. Â Persetan untuk menjadi istri. Â Sukesih sekarang hanya punya satu tujuan hidup. Â Tertawa dan bahagia.
Tapi susah juga. Â Janda adalah tempat paling sintal untuk menaruh curiga.
Dan akhirnya Sukesih pun tak betah tinggal lama di dekat pos ronda.
Sukesih pindah kontrakan. Â Tapi tetap saja. Â Digoda oleh para bapak. Â Mereka yang otaknya sudah tak ada. Â Napsunya segede kelapa. Â Dan usianya tinggal nunggu waktu saja.
Janda pos ronda sudah tak ada. Â Sekarang pos ronda menjadi sepi karena ditinggal para lelaki.
Mau nulis apa lagi ya?