Orang Bodoh Iri dengan Orang Pintar

Orang bodoh itu paling tidak senang dengan orang pinter.

Kenapa orang bodoh tidak suka orang pinter?  Karena orang bodoh akan ketahuan kebodohannya saat dekat orang pinter.  Seandainya tak ada orang pinter, orang bodoh bisa ngebodohin orang yang lebih bodoh.  Sedangkan di dekat orang pinter, orang bodoh yang dibodoh bodohin.

Melihat kemelut tranportasi online dengan kaca mata orang bodoh dengen orang pinter sepertinya cocok juga.

Anggaplah, penggagas dan pengguna transportasi online itu orang pinter.  Paling tidak, orang pinter pakai HP buat order atau buat nerima order. Kalau yang tingginya sih mampu membuat aplikasi oke.

Lalu, para penolaknya adalah orang-orang bodoh yang tak mau berubah karena kebodohannya memang menyulitkan dirinya berubah.  Habis, berubah ke mana, orang dia tak tahu apa-apa tentang jalan lain, apalagi jalan perubahan?  Orang-orang bodoh memang rata-rata statis.  Mau ngedekem di suatu tempat karena takut atau ketidak mengertian dirinya hendak ke mana.  Kalau dengan dirinya saja bingung, apalagi kalau disuruh mikir arah gerak zaman menuju ke arah mana.  

Wajarlah mereka takut berubah.  Berubah berarti harus belajar.  Belajar berarti menghilangkan kebodohan menuju kepandaian.  Kepandaian itu dunia yang asing bagi mereka.  Dunia antah berantah.  Menakutkan!

Apa yang paling disukai orang-orang bodoh?

Orang bodoh paling senang keroyokan.  Orang bodoh paling suka pakai otot (habis, otaknya suka ditaruh entah di mana).  Orang bodoh juga lebih suka provokasi.  Orang bodoh itu paling suka ndengerin ceramah.

mereka demo dan teriak teriak.  Terus membuat kerusuhan.

Yang lebih teridentifikasi jelas, orang bodoh suka ngiri sama orang pinter.  Entah kenapa?  Padahal kalau orang bodoh mau nganan, jangan ngiri, mungkin dunia akan lebih baik.

Terus biar tak ada konflik antara transportasi online dengan transportasi tradisional itu gampang.  Pinterkan saja orang-orang bodoh itu.  Beri tahu bahwa penolakan mereka terhadap sesuatu yang baru berarti penolakan mereka kepada diri sendiri untuk menjadi lebih pinter.

Analisis ngaco, ya?