Iklan bebas saja, yang penting punya duit buat bayarnya.
betulkah seperti itu? Â Saya sendiri tak tahu persis tentang aturan periklanan. Â Tapi, kalau ngelihat iklan di hampir semua media baik yang online atau yang cetak tentang sebuah perumahan yang bahkan dikatakan belum punya izin, maka mataku jadi sepet banget. Â Masa iya sih, hidupku dan hidup orang yang suka baca dibombardir iklan itu itu juga. Â Baca koran, iklannya itu. Â Pas baca yang online juga iklannya itu. Â Bahkan di media cetak tidak tanggung-tanggung, 5 halaman full.
Sebelumnya juga mataku dibuat sepet saat ngelihat iklan partai politik di tv yang dimiliki orang yang sama dengan pemilik partai yang diiklankan. Â Masa iya sebanyak itu. Â Mentang mentang tv sendiri dan partai sendiri. Â Tapi yang liat kan mataku, mata rakyat negeri ini. Â Emang bisa seenak sendiri.
Aduh, bisa nggak sih, iklan diatur lebih baik lagi.
Paling tidak ada batas kewajaran sebuah iklan. Â Jangan ngeganggu mata siapa pun di negeri ini seenaknya karena dia punya segala. Â Kita harus berbagi ruanglah.
Seandainya, negeri ini bisa berbagi ruang, termasuk ruang iklan, pasti ke depan akan lebih baik lagi. Â Udah hidup sumpek, masa dunia batin kita juga disempekin oleh iklan juga.
Masyaallah.