Paling identik dengan tokoh proklamator yang juga lahir pada bulan Agustus, tepatnya 12 Agustus 1902 ini tentunya koperasi. Karena beliau memang sudah ditahbiskan menjadi bapak koperasi di negeri ini.
Hanya saja, dalam tulisan ini, saya ingin menulis 2 pendapat Beliau yang sangat jauh menempel fu lubuk hati saya yang paling dalam.
Pertama, ketika M. Hatta menyatakan bahwa yang harus dibangun di negeri ini adalah persatuan, buka persatean.Â
Apa beda persatuan dengan persatean?
Persatuan dilandasi dan didasari pada sebuah kesadaran akan perlunya kebersamaan. Kesalingsejajaran kedudukan betul betul menjadi nafas hidup persatuan.
Sedang persatean adalah upaya upaya paksa yang dilakukan agar sesuatu yang berbeda bisa berkumpul menjadi satu.
Hal ini sangat penting di awal kemerdekaan. Kemengindonesiaan harus menjadi kesadaran, bukan paksaan dari pusat atau Jawa.
Kedua, pendapat M. Hatta tentang politik bebas aktif. Mendayung di antara dua karang. Itulah istilah Beliau. Mendayung bukan sikap pasif. Mendayung merupakan sikap aktif. Menuntut keterampilan yang sangat tinggi karena medannya penuh karang.
Negeri ini bisa tegak berdiri di antara negara negara di dunia ini karena sikap dasar ini.
Dua hal inilah yang sangat dalam tertanam di lubuk hati saya.
Terimakasih Bapak Proklamator Mohammad Hatta. Segala upaya dan pemikiran Bapak akan selalu dikenang. Dan semoga bisa segera diwujudkan agar negeri ini semakin baik lagi.