Oleh: M.Iqbal.M
Saat malam jatuh, ia pun bergumam lirih;
"Aku berupaya menjadi pertapa sekaligus peramal, sebab jika suatu saat nanti pintu langit sudah pasti akan menutup, dan pada saat yang sama ketika aku telah berhasil menjadi pertapa atau peramal, maka aku akan dapat melatih diriku untuk menghadapi kenyataan tersebut. Sehingga, aku bisa menjadi tidak ada diantara ada, guna meniadakan ke-ada-an yang mengada-ada dengan melenyapkan beberapa entitas kedirian yang telah usang".
Walaupun tetap saja tidak dapat dipungkiri bahwa seketika itu juga para buta tetap tidak kunjung sadar terhadap dirinya yang selalu terperangkap oleh kekonyolannya yang menjijikkan dari produk perputaran sejarah peradaban.
Beberapa saat kemudian, malam pun semakin gelap, entah sinar bintang megah akan memudar atau baru akan berpendar.