Mohon tunggu...
M Iqbal M
M Iqbal M Mohon Tunggu... Seniman - Art Consciousness, Writter, and Design Illustrator.

Aktif sekaligus pasif bermanifesto, bermalas-malasan, dan memecahkan misteri. Selebihnya, pembebas dari sebuah ketiadaan, tanpa awalan dan akhiran. Kontak saya di @mochamad.iqbal.m

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Otokritik dan Pendidikan (Alternatif) di Kala Munculnya Mobilisasi Massa dalam Isu-isu Elektoral

7 Oktober 2020   13:36 Diperbarui: 8 Oktober 2020   23:45 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: M.Iqbal.M

Bisa dikatakan, dalam esai ringkas ini, saya hendak memantik keingintahuan setiap individu agar tidak mudah dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang menggunakan sebuah isu demi kepentingannya sendiri. Seperti misalnya ketika ada seruan mobilisasi massa dalam polemik RUU Ciptaker (bermetode Omnibus Law), saat ini.

Sebut saja pihak-pihak tersebut ialah pihak yang mempunyai peran di dalam isu-isu elektoral ini, semacam parpol, perwakilan BEM mahasiswa, perwakilan serikat, maupun pihak-pihak plutokrat dengan invisible hand-nya. Dan tentu saja kepentingan-kepentingan tersebut diantaranya ialah untuk memperoleh identitas sosial, simpati massa, atau kedudukan, dan seterusnya.

Itu sebabnya, agaknya memang masuk akal bahwa hidup itu tidak sesederhana atau tersistematis seperti yang kita kira atau seperti yang biasa kita hidupi saat ini.

Contohnya, kita sudah terbiasa mempercayai adanya struktur kultus-kultus kepemimpinan/perwakilan, serta memegang semboyan hidup kerja, kerja, kerja, dan lawan, lawan, lawan, tetapi ironisnya---tanpa berupaya mencari pengetahuan alternatif demi memperoleh kesadaran baru.

Sehingga, seringkali kita terjebak pada dogma-dogma gerakan atau perlawanan yang bersifat ultra-konservatif.

Jika keterbiasaan-keterbiasaan di atas itu yang senantiasa kita pegang. Maka, fenomena-fenomena/isu-isu semacam ini akan terus muncul secara berkelanjutan---dan pada akhirnya hanya menjadikan setiap manusia sekedar hidup sebagai martir.

Jadi, bagaimana cara mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan di atas ?. Jawabannya ialah, mencari pengetahuan alternatif sebanyak mungkin (misalnya pengetahuan yang bersifat sosialis-libertarian). Sehingga kita bisa mendapatkan kesadaran-kesadaran baru yang EFEKTIF sekaligus ORGANIK untuk menyiasati kebuntuan-kebuntuan yang dihasilkan oleh mobilisasi massa di dalam wilayah pseudo-demokrasi ini. Serta kita bisa melaksanakan strategi-strategi alternatif lainnya seperti yang telah banyak ditawarkan oleh pengetahuan bersifat sosialis-libertarian tersebut.

Di samping itu, kita juga tidak mudah dikendalikan, serta dapat menolak berbagai doktrin/edukasi palsu yang telah dilayangkan oleh pihak-pihak tertentu tersebut.

Pengetahuan Sosialis-Libertarian dan Kebuntuan Pseudo-Demokrasi.

Saya disini tidak akan membahas tentang pengetahuan alternatif, strategi alternatif ataupun pengetahuan yang bersifat Sosialis-Libertarian, lantaran cakupannya yang terlampaui luas dan membuat esai ini tidak efisien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun