Mohon tunggu...
Mochacinno Latte
Mochacinno Latte Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

day dreamer, art holic, coffee holic, painter, technocrat wanna be, author for his own satisfaction, idea creator

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pandrea Pelipur Jiwa

1 Desember 2012   14:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:22 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pandrea…
Telah usai pada masanya pandrea
Kau atau potongan potongan daun maple
Kembali aku menari-mari ditumpukan asa
Pandrea sang bijak

Pandrea ucapkan semoga-semoga
Mantra-mantra sangperkasa
Nanti…….
Bersumpah demi mati dan cacing kubur
Sore hari menjelang pagi dan glory harus tetap ada di siang hari
Tak perlu menunggu pagi wahai pandrea…

Nanti….
Gunung-gunung dan bintang gemintang
Antara siang dan temaram malam,
Berdirilah disitu tataplah ufuk baran dengan senjanya
Sedikit suram namun memang natural

Hanya ucapan serapah sang durjana
Atau sumpah sang ksatria
Ah aku pikir sama saja
Semoga sang pandrea tetap bersama sang nebula.
Nantii…….

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun