Mohon tunggu...
Moch DanuPamungkas
Moch DanuPamungkas Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Jadilah orang jangan jadi orang jadi jadian

Prei Ita itu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Agama di Lingkungan Sekitar

1 Juli 2022   18:00 Diperbarui: 1 Juli 2022   18:03 2574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Agama sangat penting bagi semua orang dalam kehidupan ini. Karena agama adalah pedoman hidup di dunia yang baik dan benar. Tanpa agama, manusia berjalan sendiri dan tidak memiliki dasar atau pedoman hidup. Dan agama memungkinkan kita untuk mengendalikan diri dan melakukan sesuatu. Apakah itu benar atau salah, dan apakah itu baik untuk kita dan orang lain. 

 Agama adalah elemen penting bagaimana kita hidup dalam masyarakat menurut hukum agama, bahkan ketika kita hidup dalam masyarakat. Tanpa agama, ada banyak pelecehan terhadap manusia. Dan dia bertindak menurut kehendaknya sendiri, tanpa mempertimbangkan apakah itu baik atau buruk. Ini akan membingungkan hidup ini tanpa agama atau pemimpin. 

 Agama muncul karena masalah kekuasaan, yang dianggap lebih tinggi dari kekuatan yang ada pada dirinya sendiri, dan mempelajari kekuatan alam dari gunung, laut, dan sebagainya. Tapi alam disembah karena tidak ada yang ditemukan dan bisa memberi makan ratusan atau ribuan orang. Sampai munculnya agama, salah satu upaya untuk mendekati kekuatan gaib. 

 Ada begitu banyak agama saat ini, meskipun hanya ada enam agama yang diakui, tetapi pada kenyataannya ada banyak agama di Indonesia. Salah satunya adalah Islam, agama yang diakui. Ada berbagai denominasi Islam. Banyak fenomena keagamaan yang terjadi di masyarakat. Untuk itu, penulis membahas "apakah fenomena agama di masyarakat pedesaan dan perkotaan?"

Fenomena agama merupakan fenomena universal umat manusia. Agama merupakan aturan yang mengatur kehidupan manusia agar tidak kacau balau. Haviland (1988), agama dapat dilihat sebagai kepercayaan atau pola perilaku di mana masyarakat berusaha untuk mengatasi masalah penting yang tidak dapat diselesaikan dengan teknik dan metode organisasi yang dikenal. Untuk mengatasi keterbatasan ini, manusia beralih ke manipulasi kekuatan supernatural. 

 Agama memberi makna bagi kehidupan individu dan kelompok, dan juga memberi harapan bagi kelanjutan kehidupan setelah kematian. Agama dapat menjadi jalan bagi manusia untuk bangkit dari penderitaan duniawi dan memperoleh kemandirian spiritual. Agama adalah dasar dari tujuan dan nilai bersama yang memperkuat norma kelompok, sanksi moral atas perilaku individu, dan membentuk dasar keseimbangan sosial. 

 Agama dalam pengertian sosiologis adalah fenomena sosial yang umum dan dimiliki oleh semua orang di dunia tanpa kecuali. Ini adalah aspek kehidupan sosial dan bagian dari sistem sosial masyarakat. Agama juga dapat dilihat sebagai unsur sosial budaya, bersama dengan unsur-unsur lain seperti seni, bahasa, sistem mata pencaharian, sistem sumbangan, dan sistem organisasi sosial.

Masyarakat desa adalah masyarakat yang lebih dalam dan lebih dekat, dan sistem kehidupan umumnya dikelompokkan atas dasar kekerabatan. Kebanyakan orang hidup di bidang pertanian. Masyarakat desa bersifat homogen. Misalnya dari segi mata pencaharian, agama, adat istiadat, dll. Masyarakat desa identik dengan Gotong Royal dan berarti bekerja sama untuk mewujudkan kepentingannya. Komunitas urban adalah komunitas urban di mana orang-orang tinggal di sekitar kegiatan ekonomi, pemerintahan, seni, sains, dan lainnya. Dan masyarakat bersifat individualistis. 

 Fenomena keagamaan yang terjadi di masyarakat lokal dan masyarakat perkotaan tentu berbeda. Karena kedua karakteristik tersebut berbeda atau berlawanan. Ciri-ciri masyarakat desa adalah sebagai berikut: Kesediaan untuk mendukung, empati terhadap tetangga yang terkena bencana, pengakuan rasa persatuan, hubungan dengan alam. Dipandu oleh kepercayaan dan hukum alam, kehidupan mereka adalah pertanian tradisional dan tidak efisien, atau biasa disebut pertanian mandiri, dengan karakteristik sosial dan psikologis yang sama, bahasa, kepercayaan, adat istiadat, solidaritas adalah adat istiadat, Lebih dibangkitkan oleh tujuan, kesamaan pengalaman, nilai-nilai agama yang sangat dipertahankan, nilai-nilai ekonomi sederhana, dll. Ciri-ciri masyarakat perkotaan 

 adalah sebagai berikut: Mereka cenderung individualistis, orang asing, memiliki sedikit agama, kadang-kadang bahkan tidak memikirkannya, dan hidup dengan kecepatan tinggi.

Dapat dilihat bahwa pengetahuan agama masyarakat pedesaan sangat baik, dan masyarakat perkotaan memiliki pengetahuan agama masyarakat perkotaan yang sedikit. Berdasarkan pengamatan terhadap fenomena-fenomena keagamaan yang terjadi di pedesaan, maka pengetahuan agama merupakan pemahaman tentang agama di masyarakat desa, karena masyarakat di mana ia terjadi masih sangat kuat dan masih banyak cay dan ustad di desa tersebut. faktor sosial dan juga siswa. Sering ada 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun