Mohon tunggu...
Mao Arovah
Mao Arovah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/IPB University

Hobi menggambar dan menulis, drafter dan lanscape architect

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

SARASEHAN - Perencanaan Partisipatif Wisata Karst Hawu-Pabeasan Desa Padalarang

19 Agustus 2022   00:05 Diperbarui: 27 Agustus 2022   16:01 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wisata karst Hawu-Pabeasan merupakan wisata alam berupa bentukan geologi yang unik (geowisata) sebagai tempat wisata minat khusus, sarana pendidikan dan latihan panjat tebing baik sipil maupun militer. Wisata gunung-hawu pabeasan memiliki potensi pemandangan goa unik seperti bentuk tungku dan terdapat areal petanian berupa sawah dan kebun sebagai potensi agroeduwisata. Perkembangan sektor wisata dapat memberikan banyak manfaat dari pihak pemerintah, masyarakat, maupun pihak swasta. Parawisata memberikan kontribusi dalam membuka lapangan pekerjaan dan memperbaiki infrastruktur wilayah.

Wisata ini terletak di Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat dengan topografi berupa dataran tinggi. Wisata karst Hawu-Pabeasan berada terletak pada -6,8438 LS dan 107,4804 BT. Desa Padalarang berbatasan dengan Desa Ciburuy dan Kertamulya di sebelah utara, Desa Jayamekar di sebelah selatan, Desa Kertamulya dan Kertajaya di sebelah timur, serta Desa Gunungmasigit di sebelah barat.

Wisata Karst pada area Padalarang sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber perekonomian dan identitas desa, bahkan dapat dikolaborasikan dengan wisata area Jayamekar dan Gunungmasigit yang sangat berhubungan dan menjadi sebuah paket wisata. Kondisi yang menjadi kendala pada desa wisata ini adalah kegiatan pertambangan yang masih aktif dan kurangnya partisipatif berbagai stakeholders yang mendukung keberadaan wisata ini, sehingga potensi yang ada belum dikembangkan dengan baik. Sehingga, diperlukan perencanan partisipatif untuk menyatukan berbagai pandangan terkait wisata Karst Hawu - Pabeasan.

Perencanaan partisipatif merupakan perencanaan yang melibatkan semua stakeholders dalam pengembangan rencana yang akan dilakukan kedepannya. Kegiatan sarasehan dilaksanakan di Balai Seni Tebing Citatah 125 pada hari Kamis/ 21 Juli 2022 yang dihadiri oleh Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus Dosen Pembimbing Lapang (DPL) mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) IPB yaitu Bapak Hermanu Widjaja dan Bapak Wahyu, Bappelitbangda Kabupaten Bandung Barat, Dinas Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Desa Padalarang, Karang Taruna Desa Padalarang, FP2KC (Forum Pemuda Peduli Karst Citatah), Kepala RT, Pokdarwis Desa Padalarang dan Gunungmasigit, perwakilan masyarakat, dan mahasiswa KKN-T IPB 2022 dari Desa Gunungmasigit, Jayamekar, dan Padalarang. Sarasehan memfasilitasi ruang diskusi bersama bagi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), akademisi, pemerintahan dan masyarakat dalam merencanakan pengembangan wisata partisipatif Desa Padalarang.

"...Dan forum sarasehan dapat menjadi penguat dalam rekomendasi dan bahan pengambilan keputusan. Tahun depan akan memasuki proses perencanaan menuju jangka 5-10 tahun, dan kita bisa mengambil peran agar konsep dapat dijalankan kedepannya..." ujar pak Ari dari Bappelitbangda Bandung Barat.

 "...Berkaitan dengan beberapa desa di Padalarang, ada beberapa pokdarwis dan lembaga lain diharapkan bisa bersinergi dengan dinas pariwisata dalam membangun potensi desa wisata. Dalam pengembangan wisata tidak mutlak berat di peran dinas pariwisata, sehingga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, DP selain mempromosikan juga mengantarkan beberapa wisatawan untuk survey ke lokasi berbagai titik wisata kecamatan Padalarang. Prinsipnya rekomendasi dari mahasiswa, adalah untuk dapat menjalin sinergi..." Kata Bapak Ukas dari Dinas Pariwisata

"Terkait perencanaan Edu-Agro-Geowisata,  terkait edukasi dapat belajar dari alam, keanekaragaman hayati, geologi, budaya dan data dapat menjadi tambahan data serta kajian kedepannya, serta usulan spesifik pengembangan Edu menjelaskan sejarah dan cerita, atau cerita yang berkembang di masyarakat (LEGENDA), ... Terkadang dilakukan riset keanekaragaman hayati namun belum diketahui namanya, sehingga kedepannya mungkin KKNT-IPB dapat berfokus pada keanekaragaman hayati..." Kata Pak Deden (FP2KC)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun