Mohon tunggu...
M. Nur Faiq Zainul Muttaqin
M. Nur Faiq Zainul Muttaqin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peneliti Muda Lembaga Studi Agama dan Nasionalisme (LeSAN)

Saya yang beridentitas sebagai berikut: Nama : Muhammad Nur Faiq Zainul Muttaqin E-mail :muhammadfaiq737@gmail.com Status : Sarjana S1 Jurusan Muqorona al-Madhahib (MM), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Walisongo dan Mahasiswa Magister Hukum UNPAM. Pendidikan Non Formal: PonPes Mansajul Ulum Cebolek, Margoyoso, Pati dan Monash Institute Semarang. Jabatan organisasi: Kader/Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Semarang 1. Sekertaris Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan, dan Kepemudaan (PTKP) HMI Cab. Semarang (2018-2019) 2. Sekum Badan Pengelola Latihan (BPL) HMI Cabang Semarang (2017-2018) 3. Kabid Komunikasi dan Advokasi Masyarakat HMI Komisariat Syariah (2016-2018) Kegiatan di Masyarakat 1. Direktur Eksekutif rumah perkaderan Darul Ma’mur (DM) Center 2. Peneliti Senior di LembagaStudi Agama danNasionalisme (LeSAN) 3. Mentor program Sahabat MudaNurul Hayat (NH) 4. Guru TPQ al-Syuhada Bukit Silayur Permai (BSP)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengintegrasi Aplikasi Pariwisata di Era New Normal

7 Agustus 2020   08:02 Diperbarui: 7 Agustus 2020   08:08 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Seluruh dunia saat ini, sedang berjuang untuk menghadapi pandemik Covid-19. Ada beberapa pihak yang menyatakan, bahwa virus ini tidak akan bisa diatasi sampai vaksinnya ditemukan. Walau, hingga sampai tulisan ini dibuat, belum ada berita vaksin untuk Covid-19. Banyak yang mengira statemen tersebut, bahwa Covid-19 nanti akan hilang jikalau vaksinnya sudah ditemukan. Padahal bukan seperti itu, mungkin lebih tepatnya virus akan bisa dikendalikan.


Direktur kedaruratan WHO, dr Mike Ryan, memperingatkan bahwa virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tak akan hilang, meski nantinya sudah ada vaksin. Vaksin sendiri berfungsi untuk mencegah penularan virus corona SARS-CoV-2 agar tidak menginfeksi tubuh. Bukan untuk menghilangkan virus tersebut.


Covid-19, telah memberikan dampak yang luar biasa di berbagai negara. Bukan hanya menciptakan krisis kesehatan, tetapi akhirnya juga berdampak pada berbagai sektor lainnya. Salah satunya, adalah pukulan yang keras bagi sektor pariwisata. Padahal sektor pariwisata, adalah salah satu bagian penopang ekonomi masyarakat.


Saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan, sektor pariwisata benar-benar lumpuh. Masyarakat dipaksa untuk berada di rumah saja, tempat wisata ditutup, agen-agen travel dan transportasi pariwisata dilarang beroperasi, yang akhirnya berdampak pula pada sepinya jasa akomodasi wisata (penginapan, hotel, resort, villa dll). Sehingga mengakibatkan orang yang menggantungkan hidup dari sektor pariwisata ini benar-benar kehilangan pendapatan.


Saat diterapkannya new normal (tatanan baru untuk beradaptasi dengan Covid-19) oleh pemerintah, sektor pariwisa juga menjadi sektor yang terseok-seok untuk kembali bangkit. Karena, penerapan new normal ini berdampak pada pembatasan dalam pengelolaan yang harus mendukung agar tidak mempercepat pandemi ini. Presiden Joko Widodo mengakui, membuka kembali sektor pariwisata di tengah pandemi virus corona Covid-19 yang masih berlangsung berisiko tinggi.


"Ini risikonya besar. Begitu ada imported case, kemudian ada dampak kesehatan, maka citra pariwisata yang buruk akan bisa melekat dan akan menyulitkan kita untuk memperbaikinya lagi," kata Presiden dalam rapat kabinet terbatas lewat video conference, Kamis (28/5/2020).


Berhubung pandemi Corona tidak akan hilang, walaupun sudah ditemukannya vaksin. Sedangkan wisata juga harus segera dijalankan kembali, karena termasuk bagian penting penggerak ekonomi suatu negara. Maka, jalan yang seharusnya di pilih adalah solusi jalan tengah. Yaitu, tetap menjalankan wisata dengan batasan dan aturan tertentu. Dengan tetap mengendalikan pandemi Covid-19 agar tidak semakin meluas, kalau bisa membuatnya agar semakin turun.


Tetapi pertanyaannya, bagaimana cara mengatur pariwisata ini tetap berjalan dengan tidak menambah besarnya pandemi covid ini? Bukan hanya mengatur manusia agar di saat berwisata harus mematuhi protokol Covid. Yaitu, memakai masker dan juga social distancing (jaga jarak). Masalahnya, pariwisata ini adalah tempat yang paling berpotensi menimbulkan manusia berkumpul atau bergerombol dalam skala besar. Sehingga, ini memicu mempercepat penularan Covid.


Bisa jadi, tempat wisata di tempat tertentu hari ini sepi, tetapi besoknya tiba-tiba membludak. Mengakibatkan orang-orang berdesak-desakan, akhirnya banyak yang tertular. Tidak mungkin pula, tiba-tiba ketika tempat wisata ini akan menjadi ramai. Kemudian di saat itu pula, untuk menghindari keramaian. Kemudian pengelola wisata tidak memperbolehkan adanya pengunjung tambahan. Padahal, pengunjung juga sudah menyiapkan jauh-jauh hari. Tidak apa kalau ia datang menggunakan kendaraan pribadi. Jikalau ia datang, dengan menyewa biro jasa tour pariwisata. Tentu, ini akan membuat semakin kecewa. Keluarga, dirugikan dengan persiapan jauh-jauh harinya dan biaya yang sudah dibayarkan.


Maka dari itu, perlu adanya alat regulasi yang dapat mengatur semua itu. Kita, sekarang ini hidup di era digital. Ada berbagai macam aplikasi yang bisa bebas kita pilih untuk mempermudah kehidupan kita. Bukan hanya berisi tentang layanan saja, tetapi aplikasi ini juga bisa membuat dan mengatur regulasi yang bisa diterapkan untuk menertibkan kehidupan masyarakat.


Maka, menjadi solusi paling tepat bagi pemerintah untuk membuat aplikasi untuk mengatur jalannya pariwisata. Yang aplikasi itu, selain berisi tentang informasi, juga berisi layanan dan regulasi. Ini adalah langkah paling memungkinkan. Karena,kita hidup di era semua manusia hampir memiliki smartphone. Kita juga hidup di era semua orang sekarang, banyak beralih melakukan apapun di kehidupan sehari-hari dengan aplikasi digital. Mulai bepergian, berbelanja, belajar, bahkan apapun bisa dipermudah dengan digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun