Mohon tunggu...
M. Nur Faiq Zainul Muttaqin
M. Nur Faiq Zainul Muttaqin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peneliti Muda Lembaga Studi Agama dan Nasionalisme (LeSAN)

Saya yang beridentitas sebagai berikut: Nama : Muhammad Nur Faiq Zainul Muttaqin E-mail :muhammadfaiq737@gmail.com Status : Sarjana S1 Jurusan Muqorona al-Madhahib (MM), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Walisongo dan Mahasiswa Magister Hukum UNPAM. Pendidikan Non Formal: PonPes Mansajul Ulum Cebolek, Margoyoso, Pati dan Monash Institute Semarang. Jabatan organisasi: Kader/Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Semarang 1. Sekertaris Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan, dan Kepemudaan (PTKP) HMI Cab. Semarang (2018-2019) 2. Sekum Badan Pengelola Latihan (BPL) HMI Cabang Semarang (2017-2018) 3. Kabid Komunikasi dan Advokasi Masyarakat HMI Komisariat Syariah (2016-2018) Kegiatan di Masyarakat 1. Direktur Eksekutif rumah perkaderan Darul Ma’mur (DM) Center 2. Peneliti Senior di LembagaStudi Agama danNasionalisme (LeSAN) 3. Mentor program Sahabat MudaNurul Hayat (NH) 4. Guru TPQ al-Syuhada Bukit Silayur Permai (BSP)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Media Sosial, Pilihan Medan Tempur Propaganda Penguasa Vs Oposisi

19 Juli 2020   13:46 Diperbarui: 19 Juli 2020   14:04 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kita hidup di era media sosial (Medsos) lebih subur dibanding media massa. Tren media telah bergeser karena perubahan zaman akibat penemuan dan inovasi dari teknologi baru. Media, sekarang sudah tidak lagi berkutat pada media massa yang disajikan oleh para  jurnalis. Tetapi, sekarang siapapun dapat memberikan sebuah informasi lewat jejaring sosial atau dalam bentuk lain dalam sebuah forum, untuk menyampaikan informasi maupun mencari sebuah sumber berita.

Perkembangan media tak dapat dipungkiri lagi, dari media massa berubah ke media sosial. Masyarakat luas dari penjuru belahan bumi dari latar belakang manapun bisa menjadi subyek dalam memberikan sebuah informasi dan komunikasi. Baik itu melalui Facebook, Twitter, Instagram, dan lain sebagainya dapat dijadikan sarana, untuk menyebarkan informasi maupun dalam bentuk komunikasi antar sesama pengguna jejaring sosial tersebut. Ada pula media sosial yang berbentuk video, seperti YouTube. Belum lagi, media sosial komunikasi  bawah tanah seperti WhatsApp, Telegram, WeChat dan lain sebagainya.

Bahkan, media massa pun sekarang harus rela mengalah dan menerima perubahan zaman. Sehingga mereka justru, mengikuti tren. Yang dulunya, mereka berdiri sendiri akhirnya mereka memilih mengikuti sistem media sosial dalam menjajakan program dan informasinya. Pilihan itu dilakukan agar mereka tidak punah dan semakin ditinggalkan oleh publik.

Media sosial harus diakui menjadi sarana komunikasi paling efektif untuk sekarang ini. Akan tetapi perubahan ini justru mengakibatkan informasi semakin susah dikendalikan. Sehingga, mengakibatkan sekarang kita hidup di era hoax berkeliaran sangat bebas. Mulai hoax kelas teri yang bermuatan hiburan rakyat, sampai hoax kelas paus yang bermuatan propaganda dengan tujuan politik.

Sekarang Indonesia sudah tidak lagi berada pada panasnya pemilu. Tetapi, selesainya pemilu dengan berakhir terpilihnya presiden baru dan pejabat-pejabat baru tidak berarti menghentikan panasnya laju politik. Karena politik itu selalu berdinamika. Jikalau, ada manusia yang hidup, maka merekalah yang akan menjadi bahan bakar penggerak politik.

Tetap akan selalu ada penguasa dan oposisi yang hidup dalam dinamika politik. Walaupun, memang kekuatan masa sudah tidak mencolok seperti dulu lagi. Ditambah lagi, ada sebagian kekuatan kelompok yang dulunya bersaing dalam pemilu, sekarang memilih membaur dengan jajaran penguasa untuk saat ini.

Tetapi, Kekuatan oposisi masih ada. Terkadang oposisi juga mendapat dukungan individu atau kelompok yang mendukung penguasa. Biasanya karena alasan adanya ketidakpuasan ataupun kekecewaan kebijakan dari penguasa terpilih yang diusungnya.

Penguasa dan oposisi akan selalu berdinamika. Terkadang, dinamikanya hanya sebatas untuk menjaga elektabilitas nama dan penyeimbang politik, tetapi terkadang bisa pula dinamikanya mengarah pada kepentingan antara mengekalkan kekuasaan atau menjatuhkan kekuasaan. Berhubung, politik sekarang ini berada dalam era suburnya medsos. Maka, medan paling efektif sebagai gelanggang itu adalah gelanggang media sosial.

Media, baik media masa atau media sosial merupakan alat paling ampuh untuk mendongkrak elektabilitas politisi dan parpol. Banyak politisi dan parpol yang memenangkan politik dengan memainkan media sebagai alat politik.

 Kalau sebelum media sosial setenar sekarang, dulu para elite politik  berlomba-lomba untuk membuat media, membeli media, dan berkawan dengan para penguasa media dengan tujuan untuk melancarkan tujuannya. 

Bahkan, ada beberapa ketua partai yang selain menjabat sebagai ketua partai juga menjabat sebagai pemimpin media. Sehingga dengan sangat mudah mereka mempromosikan sosok pribadinya, partai, dan kader-kader, dan program-programnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun