Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Avatar, Antara Egoisme dan Altruisme

4 September 2020   14:37 Diperbarui: 4 September 2020   22:14 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: o.aolcdn.com

Fitur Avatar di Facebook tetiba viral. Sebuah situs berita secara provokatif mengingatkan untuk tidak melewatkan fitur yang sedang trending ini, biar tidak dianggap ketinggalan zaman.

Dianggap ketinggalan zaman, biar sajalah, lagi pula fitur avatar bukan barang baru. Sebenarnya ditiru dan dimodifikasi dari Bitmoji Snapchat yang sudah ada sejak 2016, sedangkan Snapchat sendiri sudah hadir pada April 2014.  Fitur Avatar milik Facebook yang bikin heboh netizen Indonesia hari-hari ini, sudah meluncur di Amerika sejak Mei 2020 lalu.

Bagi yang suka etimologi, istilah avatar dapat melontarkan mereka ribuan tahun ke belakang. Dalam agama Hindu, kata Avatar atau Awatara berarti inkarnasi dari Roh Keilahian yang datang ke bumi untuk menegakkan kebenaran. Dalam dunia digital,  avatar adalah sebuah representasi pengguna komputer tentang dirinya sendiri ataupun ego. Untuk model tiga dimensinya biasa digunakan pada permainan komputer.

Saya sendiri tahu istilah avatar dari serial animasi televisi Nickelodeon berjudul Avatar: The Legend of Aang dan film futuristik Hollywood berjudul Avatar (2009). Dua avatar ini menarik, dua latar yang bertolak belakang, yang satu legenda kolosal dan lainnya futuristik. The Legend of Aang berkisah tentang seorang rahib kecil berusia 112 tahun yang berasal dari kaum Pengembara Udara. Sedangkan Avatar besutan James Cameron berlatar tahun 2154 Masehi.

Dalam The Legend of Aang, Aang adalah seorang rahib kecil usia 12 tahun yang telah tertidur dalam bongkahan es selama 100 tahun. Ia bergelar avatar, karena dianggap sebagai manusia penjelmaan spirit planet (kediaman Aang), yang mampu mengendalikan empat unsur, udara, air, tanah, dan api. Aang berpetualang agar mampu menguasai empat elemen tersebut untuk mengalahkan Raja Api dan membawa kembali kedamaian di muka bumi.

Sementara dalam Avatar satu lagi, keempat unsur tersebut sedang sekarat. Diambil dari Family Filmgoer, Boston Globe, pada tahun 2154, manusia telah menghabiskan sumber daya alam bumi dan menyebabkan krisis energi yang parah.

Manusia kemudian menambang mineral berharga - unobtanium - di Pandora, sebuah bulan berpenghuni dan berhutan lebat yang mengitari raksasa gas Polyphemus dalam sistem bintang Alpha Centauri.

Pandora, yang atmosfernya beracun bagi manusia ini dihuni oleh suku Na'vi, spesies humanoid setinggi 10 kaki (3 meter), berkulit biru, yang hidup selaras dengan alam dan menyembah Dewi Ibu bernama Eywa. Untuk menjelajahi biosfer Pandora, para ilmuwan menggunakan hibrida Na'vi dan manusia yang disebut  avatar, dioperasikan oleh manusia yang sesuai genetik.

Avatar, adalah ikon pahlawan penyelamat kepentingan bumi. Membawa peran glori bagi kemanusiaan. Avatar hari ini adalah soal kegembiraan dan bersifat ego. Sebuah kontradiksi tentunya. Tinggal kita menarik sisi positifnya, sebagai hiburan dan komedi, tentunya mengandung sisi positif, daripada hanya digunakan untuk ujaran kebencian.

Facebook menjadi tempat berhimpunnya sepertiga penduduk bumi, dengan 2,7 miliar akun facebook aktif hari ini. Tentunya berpotensi sebagai rumah global dan membantu mereka tetap terhubung secara real time. Sebanyak 2,7 miliar kepribadian, yang akan menulis sejarah digital mereka masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun