Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Cermin Tuhan dan Lautan Data

6 April 2019   16:58 Diperbarui: 8 April 2019   05:00 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: tealswan.com

Negara dan masyarakat global semakin cerdas untuk menghindari perang atau menginvasi suatu negara, karena sejarah mengajarkan bahwa tabiat-tabiat rendah geopolitik tidak pernah menemukan alasan pembenaran yang logis selain kesengsaraan, tak peduli menang atau kalah. Dan senjata nuklir telah menahan semua orang untuk tidak memulai perang jenis ini, kecuali ingin mempercepat kiamat dengan bunuh diri massal.

Badan Narkotika Nasional (BNN) merilis, 37 sampai 40 orang Indonesia mati tiap hari karena narkoba. Sementara sekitar 2,2 persen dari total 262 juta jiwa penduduk Indonesia, telah terkontaminasi narkoba. Padahal secara internasional, suatu negara dinyatakan darurat narkoba jika 2 persen penduduknya telah mengkonsumsi narkoba.

Sayangnya fakta mencemaskan ini tidak sempat diperbincangkan dalam debat capres dan isu-isu seputar kritik oposisi dan kinerja petahana. Hal - hal substansial seperti rapuhnya sistem keuangan global, keseimbangan ekologi planet, polusi, pemanasan global, paradoks digitalisasi yang mengancam eksistensi manusia, campur tangan sandi-sandi piranti lunak pemicu bom digital dan perang siber luput dari narasi - narasi percaturan politik di Indonesia.

Jika pecahan-pecahan cermin Tuhan tidak utuh kita terima, marilah menyelam ke lautan data. Jika pun kebenaran tidak kita peroleh atau ingin kita tolak dari sana, setidaknya apa yang kita yakini sebagai kebenaran hari ini harus siap untuk diuji kapan-kapan. ~MNT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun