Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tentang Kapitalisme yang Menjungkirbalikkan Kasta

29 Januari 2018   07:59 Diperbarui: 29 Januari 2018   08:56 1345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capitalism Protest: https://capx.co

Dalam tulisan tempo hari, kita menemukan dua puncak piramida sejarah dengan angka sama yakni UU Kasta Hammurabi 1779 SM dan keadilan universal Amerika 1779 M. Dua tahun sebelumnya dalam 1776 M telah diterbitkannya kitab The Wealth of Nationsoleh Adam Smith yang bahkan mampu menjungkirbalikkan kasta.

Buku ini barangkali adalah manifesto ekonomi terpenting sepanjang masa. Smith membangun semacam kredo atau kepercayaan untuk dirinya dan kapitalis secara umum bahwa keuntungan saya adalah keuntungan Anda dan akan lebih banyak kue global yang bisa dibagi. Kata Smith, serakah itu bagus dan dengan menjadi kaya, saya menguntungkan semua orang, bukan hanya saya sendiri. Egoisme adalah altruisme.

Munculnya kapitalisme memberi pembeda yang tegas antara bangsawan yang senang foya-foya dengan pebisnis yang memutar uangnya kembali. Elit kapitalis kemudian menjadi lebih kaya dari pangeran zaman pertengahan. Bangsawan mengenakan jubah warna-warni dari emas dan sutera serta menghabiskan banyak waktu untuk menghadiri jamuan, karnaval dan turnamen mewah. Sedangkan saudagar kapitalis memakai setelan jas hitam suram seperti sekelompok gagak yang tak punya waktu bersenang-senang.

Jika Hammurabi membangun kasta, lalu Amerika lewat kebebasan universal menihilkannya, kredo Smith justru menjungkirbalikkan kasta. Seorang kapitalis dari lumpur pertanian bisa naik tahta menjadi raja uang, untuk kemudian menyuruh-nyuruh petinggi.

Kapitalisme bermula sebagai teori mengenai bagaimana ekonomi berfungsi. Memberi penjelasan tentang bagaimana uang bekerja dan mendorong gagasan bahwa investasi kembali laba menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Setelah sebelumnya orang-orang percaya bahwa ekonomi adalah sesuatu yang stagdan kekayaan hanyalah untuk dihambur-hamburkan.

Kapitalisme juga mendorong semakin banyak perkembangan sains dan ekspedisi untuk mencari wilayah koloni baru. Karena pada akhirnya kredo Tuan Smith meleset, elit kapitalis sudahpun menjelma menjadi srigala yang percaya bahwa kawanan domba akan terus bertumbuh tanpa batas.

Kapitalisme dan imperium berpelukan erat untuk mengeksploitasi Indonesia oleh Belanda dan India yang berada di bawah kendali Britania misalnya. Para manajer dan pemegang saham besar mengendalikan kekuasaan mereka di London, Amsterdam dan Paris dan mereka bisa menyetir negara untuk menjaga kepentingan mereka.

Seorang pebisnis pemula bernama Chistoper Columbus harus bolak balik menghadap raja-raja Eropa agar proposal bisnisnya untuk memulai ekspedisi dibiayai. Columbus mengajukan proposalnya ke raja Portugal, Italia, Perancis dan Inggris tapi semuanya ditolak, hingga akhirnya Ratu Isabella dari Spanyol bersedia menjadi investor. Di sinilah kemudian di antaranya lahir kapitalisme imperial yang menjadi mimpi buruk bagi tanah Amerika, Afrika dan Asia.

Smith bukan pemicu tunggal, sebab gairah kapitalisme imperial sudah berlangsung ketika koloni Inggris makin menguat di Amerika. Seluruh perekonomian mereka berputar di sektor perkapalan, pergudangan, pembuatan tong dan tali temali. Tapi industri terbesar mereka sebenarnya adalah sirup gula yang kemudian memicu perdagangan budak-budak dari Afrika. Budak-budak dikapalkan setelah ditukar dengan sirup gula untuk kemudian dipekerjakan di perkebunan tebu. Kegiatan ini terus berlangsung hingga koloni keturunan Inggris di Amerika menjadi senjata makan tuan. 

Para patriot Amerika-keturunan puritan dan sekte Pilgrim Inggris-berkumpul di Philadelphia pada 4 Juli 1776, untuk menyatakan kemerdekaan mereka dari hegemoni Imperium Britania. Mereka mendirikan azas-azas keadilan universal tapi menyuburkan kapitalisme yang memicu ketidakadilan lainnya. Budak-budak Afrika terus diimpor bahkan angkanya makin meningkat. Mereka dirantai lalu dijejalkan ke dalam kabin sempit kapal pengangkut selama 40 hari melintasi Atlantik.

Apa yang paling membuat bergidik ketika itu bagi ras hitam adalah serikat rahasia pemuja supremasi kulit putih bernama Ku Klux Klan. Demi menjaga kemurnian ras, mereka menggantung semua hitam yang berani bermain cinta dengan Kaukasia putih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun