Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Kekuatan Gaib yang Merasuki Amerika

23 Oktober 2017   19:04 Diperbarui: 3 Agustus 2018   07:25 3564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: http://brewminate.com

Di antara bangsa - bangsa dunia, yang satu ini berkacak pinggang. Ia sangat berani untuk mengaku sebagai polisi dunia. Setelah Sovyet tumbang ia merasa makin gigantis. Apakah ia benar - benar kuat atau karena ada kekuatan gaib yang sedang merasuki. Sejak lama Amerika Serikat tidak sedang baik - baik saja, begitu juga dunia.

Di akhir hayatnya, Presiden Amerika Wodrow Wilson menyesalkan sebuah keputusan yang berakibat memasung Amerika Serikat sampai ujung waktu. Tahun 1914, Wilson menyerahkan mentah - mentah kekuasaan untuk mencetak uang kepada seorang pebisnis utama Yahudi dari klan Rothschild. Rothschild adalah pemilik The Federal Reserve atau The Fed, sebuah lembaga partikuler yang bukan milik pemerintah dan bukan pula milik warga asli Amerika Serikat (AS).

Dengan jatuhnya akad tersebut, The Fed resmi menguasai Amerika Serikat dan berhasil mendustakan akal sehat kepada siapapun bahwa lembaran Dolar AS - dengan biaya cetak beberapa sen saja - disamakan nilainya dengan kepingan emas. Dengan fakta ini, maka resmilah The Fed sebagai satu - satunya raja dunia, dan yang lain adalah kerbau yang dicucuk hidungnya. Dolar adalah dewa hampir semua mata uang dunia. Beberapa negara termasuk Indonesia, pernah tersungkur bangkrut oleh pengaruh dolar.

Apa kata Wilson sesudahnya. "Saya adalah orang yang tidak bahagia. Saya telah menghancurkan negara saya. Kita (Amerika Serikat) adalah negara yang paling diatur, dikontrol, dan didominasi di dunia modern". The Fed adalah raksasa setan kredit, kepada mereka rakyat Amerika menghamba dengan melipatgandakan riba. Tak cukup sampai di sana, seluruh kebijakan pemerintah dan siapa yang kemudian memerintah, ada dalam jari jemari The Fed.

Aktivis dan elit Amerika bukannya tidak melawan. Tapi melawan dengan cara yang tak kelihatan: menggerutu sepanjang seratus tahun ini. Dua presiden mereka ditembak. Adalah John F Kennedy dan Ronald Reagen. Telunjuk Amerika mengarah kepada The Fed, sebagai otak pelaku.

Kennedy pernah membuat pengumuman terbuka - sekaligus adalah lonceng kematiannya - untuk mendistori The Fed dan mengembalikan hak percetakan uang kepada negara. Dengan demikian rakyat Amerika tak perlu lagi membayar bunga atau pajak ilegal atas penggunaan uang kertas cetakan The Fed. Kebijakan Kennedy berakibat pasti pada hilangnya triliunan dolar dalam setahun yang melimpahi kocek Rothschild.

Para presiden dan politisi Amerika saban waktu memperingatkan tentang bahaya The Fed, yang mengalirkan dolar secara luar biasa kepada bankir - bankir swasta. Tapi kekuatan gaib Zionis yang menyelimuti langit - langit Departemen Keuangan AS, Gedung Putih dan Capitol Hills terlalu kuat untuk dilawan.

Reagen dengan gagah berani pun berniat untuk mereformasi sistem percetakan dolar. Setelah ia ditembak dan gagal mati, keinginan tersebut tak terdengar lagi. Siapa berikutnya yang berani mengusik The Fed? Bahkan Henry Ford seorang manufakturis mobil modern Amerika berkata, "Barangkali ada bagusnya rakyat Amerika pada umumnya tidak mengetahui asal usul uang, sebab jika mereka tahu, saya yakin besok pagi akan timbul revolusi".

Kekuatan gaib lainnya yang membuat Amerika tampak semakin kuat - atau sebenarnya makin lemah - adalah The Blackwater. Ini adalah perusahaan militer swasta yang selama ini "menyamar" sebagai serdadu Amerika Serikat. Blackwater didirikan oleh seorang veteran Navy Seal (Angkatan Laut) bernama Erik Prince (pewaris kekayaan Dinasti Edgar Prince) pada 1997. Mereka memiliki fasilitas pelatihan taktis terbesar di dunia. Kapasitasnya sejajar dengan West Point, akademi militer resmi milik tentara AS.

Mereka melatih sedikitnya 40.000 orang dalam setahun dengan anggota resmi berkekuatan 10.000 pasukan. Penyerbuan Amerika ke berbagai negara di Timur Tengah sebagian besar dilakukan oleh tentara swasta ini. Demi menguatkan ambisinya sebagai polisi dunia, Amerika ternyata tak tega mengorbankan serdadunya sendiri. Tentara bayaran sudah mulai diterjunkan sejak perang Vietnam.

Blackwater dilengkapi dengan atribut dan persenjataan tercanggih serta transportasi perang laut, darat dan udara. Mereka bahkan resmi menjadi pasukan elit swasta Amerika yang berada di garda terdepan. Tapi semua itu adalah api dalam sekam, sebab tindakan Blackwater selalu tidak terkontrol. Mereka meninggalkan jejak kejahatan perang di mana - mana, namun yang mukanya coreng moreng adalah rakyat dan pemerintah AS. Mereka bahkan kebal hukum karena lepas dari tuntutan mahkamah militer dan posisi mereka ketika melakukan pembunuhan jauh dari jangkauan hukum sipil AS. Ketika Irak mencoba menyeret penjahat Blackwater ke hukum sipil mereka, Bush marah besar. Ada skandal apa antara Bush dengan Blackwater?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun