Mohon tunggu...
Maskal Novessro
Maskal Novessro Mohon Tunggu... profesional -

Maskal Novessro, seorang praktisi dan konsultan produktivitas, memperoleh sertifikat spesialis produktivitas dari APS yang berkedudukan di New York, USA.

Selanjutnya

Tutup

Money

Lembiru

1 Mei 2014   19:16 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:58 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lembiru, “lempar yang lama beli yang baru”, mungkin bagi kebanyakan orang cuma sekedar lelucon, tapi tidak bagi saya.

Setelah menikah, istri saya agak “shock” ketika pada suatu waktu kami pergi ke sebuah mal untuk mencari sepatu karena sepatu saya yang saat itu sedang saya pakai sudah rusak, dan tidak bisa lagi diperbaiki. Ketika saya menemukan sepatu yang saya sukai, saya beli dan langsung saya pakai sedang sepatu lama langsung saya buang saat itu juga. Begitu juga, jika kaos oblong saya rusak, saya langsung robek dan pakai buat kain pel. Hingga kini kebiasaan itu masih saya jalankan, dan istri saya masih saja sedikit “shock”.

Saya tidak memiliki banyak barang pribadi. Saat ini saya hanya punya 1 pasang sepatu, 1 pasang sendal, 2 kemeja panjang, 4 T-shirt, 6 celana panjang, 2 baju koko, 1 batik, 2 setel jas dan beberapa dasi, 1 jaket, 1 sweater dan 4 kaos oblong serta 6 pasang kaus kaki. Saya hanya membeli untuk pengganti yang rusak atau tidak muat. Jika masih bisa digunakan, saya akan alihkan ke orang lain yang membutuhkan. Jika sudah tidak bisa digunakan, saya akan buang atau digunakan untuk fungsi yang lain. Ini adalah prinsip ringkas dalam 5R.

Sering sekali kita merasa sayang membuang benda-benda yang tidak terpakai kemudian menyimpannya sampai suatu saat kita mendapati akhirnya benda-benda itu benar-benar rusak dan tidak bisa digunakan lagi. Kita bahkan menyediakan ruang gudang khusus untuk menyimpan “harta-harta” tersebut.

Saat awal saya mengurus pabrik perusahaan saat ini saya bekerja, ada satu bedeng berisi kayu-kayu sisa atau rusak yang ditumpuk begitu saja. Memang kadang ada sekali waktu disortir kembali untuk dikerjakan ulang, tapi volume rework jauh lebih sedikit ketimbang volume barang sisa/rusak yang masuk ke bedeng. Langkah pertama yang saya lakukan adalah memapankan seksi daur ulang kemudian mensortir kayu-kayu sisa/rusak yang masih bisa didaur ulang, dan akhirnya membuang sisa yang betul-betul tidak bisa digunakan lagi.

Kini, gudang yang dulu hanya menjadi tempat tumpukan kayu yang tidak ada gunanya itu menjadi gudang penyimpanan barang-barang rakitan saat terjadi peak season. Sebelumnya, barang-barang rakitan yang berlebih ditaruh diluar gedung dengan hanya ditutup terpal, sedangkan kayu-kayu tak terpakai ada dalam bedeng yang terlindung dari hujan dan debu.

Mari terapkan 5R (ringkas, rapih, resik, rawat, rajin) dalam kehidupan kita sehari-hari.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun