Mohon tunggu...
MNaufal Fauzan
MNaufal Fauzan Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Hanya mencoba.

Selanjutnya

Tutup

Bandung Pilihan

Gagasan Futuristik Halte Urban Bandung dari Sudut Pandang Sosial

23 Maret 2023   23:40 Diperbarui: 23 Maret 2023   23:57 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandung. Sumber ilustrasi: via KOMPAS.com/Rio Kuswandi

GAGASAN FUTURISTIK HUB (HALTE URBAN BANDUNG)

SUDUT PANDANG SOSIAL – POLITIK

 

A. MASALAH

Bandung sebagai salah satu kota metropolitan, artinya Bandung adalah sebuah wilayah yang luas dalam seluruh aspeknya dan juga aktif dalam berbagai aktivitasnya. Pada tahun 2023 saat ini, jumlah penduduk masyarakat kota Bandung mencapai 2,4 juta jiwa. Dengan banyaknya jumlah penduduk tersebut sudah pasti aktivitas mobilitas yang terjadi akan sangat padat, maka dari itu kita sudah pasti sering mendengar ‘Bandung Padat Akan Kemacetan’. Tidak hanya kota Jakarta yang mendapatkan julukan itu, namun saat ini Bandung juga mengalami hal tersebut.

Lantas apa?kenapa?mengapa hal tersebut bisa terjadi?, apakah karena jumlah penduduk yang terlalu padat sehingga tidak dapat menampung banyaknya masyarakat? Atau karena Bandung yang kurang memfasilitasi aktivitas mobilitas masyarakatnya?. Salah satunya adalah karena jumlah kendaraan yang ada di Bandung hampir menyamai jumlah penduduknya, bisa kita bayangkan bagaimana jika 2,2juta penduduk saling memakai kendaraan dalam satu kota. 

Maka pastinya kepadatan pun akan terjadi, lalu apa faktor yang menyebabkan membludaknya jumlah kendaraan ini?. Hingga saat ini kualitas SDM di Indonesia masih dianggap rendah, orang – orang menganggap bahwa jika memiliki kendaraan yang mewah dan banyak jumlahnya akan dipandang sebagai orang yang kaya dalam keuangannya. Jadi salah satu penyebabnya adalah kualitas SDM yang buruk.

Salah satu solusinya adalah dengan keberadaan angkutan umum, saat ini pemerintah Kota Bandung sudah mengupayakan satu angkutan umum yaitu Trans Metro Bandung dan Bus Damri. Sejak Bandung dahulu hingga saat ini, transportasi bus ini menjadi alternatif dan solusi dari kepadatan kendaraan yang ada di Kota Bandung. Bisa kita bayangkan, bagaimana jika 40 orang saling membawa kendaraan masing – masing. Dibandingkan dengan 40 orang yang berada dalam satu bus, tentunya hal tersebut menjadi hal yang positif dan dapat mengurangi kepadatan di Jalanan. 

Lantas mengapa masyarakat Bandung tidak seantusias itu dalam menggunakan transportasi bis?apakah ada penyebab tertentu?. Sebagian orang berpikir bahwa menaiki bus menjadi keuntungan yang besar, karena dapat mengurangi kemacetan dan biayanya yang murah. Namun sebagian orang lagi berpikir bahwa menaiki transportasi bus itu adalah hal yang ribet karena harus menunggu di Halte. Ini adalah alasan mengapa keberadaan halte menjadi masalah dan orang – orang lebih suka memberhentikan bus di Pinggir jalan (bukan halte).

Halte sebagai sarana – prasarana yang menimbulkan masalah?halte merupakan sarana – prasarana penunjang bagi transportasi umum. Untuk menaiki sebuah transportasi bus, maka orang – orang perlu menuju ke halte agar dapat menaiki transportasi bus tersebut. Namun sebagian orang enggan untuk menuju atau menunggu di Halte, alasannya adalah karena lokasi halte yang jarang dan kondisi halte yang dianggap membuat orang – orang merasa tidak nyaman. 

Saat ini kondisi halte – halte yang berada di Bandung sangatlah buruk, mulai dari terjadinya disfungsi dengan dijadikan sebagai tempat singgah bagi pengemis dan gelandangan, kemudian keamanannya yang kurang karena seringkali dijadikan target atau sasaran demonstrasi masyarakat, dan tidak terawatnya halte seperti bau dan kotor karena memang tidak ada orang yang menjaganya. Ini adalah faktor – faktor yang membuat orang – orang enggan berdiam dan menunggu di Halte, dan merasa lebh baik memberhentikan bus di Pinggir jalan karena tidak harus jauh – jauh menuju ke halte.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun