Mohon tunggu...
Muhammad Najib Abdulloh
Muhammad Najib Abdulloh Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa UNAIR D3 - Otomasi Sistem Instrumentasi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Merosotnya Moral Demokrasi

8 Juni 2019   20:21 Diperbarui: 8 Juni 2019   20:30 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Penulis : Muhammad Najib 'Abdulloh
Email : anajibmuhammad@gmail.com

Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang dijalakan suatu negara yang mana setiap rakyat mempunyai hak untuk mengatur dan mengubah nasibnya, yang berfungsi terciptanya suatu negara dan pemerintahan yang berdaulat, menjamin tegaknya hukum, menjamin kepercayaan rakyat serta terwujudnya pemerintahan yang bertanggungjawab. Kata demokrasi berawal dari bahasaYunani kuno (dmokrata) "kekuasaan rakyat" yang terbentuk dari (dmos) "rakyat" dan (kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan", kata ini muncul pada abad ke 5 SM di kota Athena, yang pada saat itu kota tersebut menjadikan demrokasi sebagai sistem pemerintahan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi berarti sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantara wakilnya. Umumnya negara yang berdemokrasi ditandai dengan adanya wakil rakyat yang duduk di kursi pemerintahan yang bermagistrat Legislalif, seperti DPRD Kota/Kabupaten, DPRD Provinsi, DPD, dan DPR RI. Selain adanya wakil rakyat, ciri negara yang berdemokrasi  adalah adanya pergantian dalam pemerintahan, adanya sistem partai, jaminan Hak Asasi Manusia, kebebasan pers, dan kedudukan seluruh warga negara sama di mata hukum.
Demokrasi mengizinkan warganya untuk berpendapat, membuat, menentukan dan melaksakanan peraturan dan keputusan yang bersifat politik selama itu berdampak pada keadilan sosial dan tidak melanggar undang-undang dasar. Sehingga dengan ini dapat disimpulkan bahwa rakyat memiliki kekuasaan dalam menentukan kehidupannya yang berdampak pada kesejahteraan yang berlandaskan keadilan sosial. Semua orang berbondong-bondong mengungkapkan pendapatnya, munculnya ormas, front, dan golongan masyarakat, demonstrasi, unjuk rasa, aksi masa merupakan reflektor bahwasanya Indonesia adalah negara demokrasi. Implikasinya sering kali kegiatan-kegiatan tersebut berujung pada bentrok, kericuhan, kerusuhan, hingga kekerasan. Ironisnya sering kali aparatur negara yang mengamankan aksi divonis menjadi tersangka kekerasan para demonstran. Padahal awal kerusuhan bersumber dari para demonstran, yang menuntut agar pendapat mereka dipenuhi, dan mengganggu ketertiban sosial menjadi hal lazim bagi para aksi kelompok-kelompok tersebut.
Implikasi negatif dari demokrasi tidak hanya mewabah pada lapisan masyarakat umum, tetapi juga pada rakyat yang duduk di kursi pemerintahan. Demokrasi mengizinkan wakil-wakil rakyat duduk di kursi pemerintahan yang menjabat sebagai DRR, DPD atau DPRD yang diusung oleh partai politik. Setiap partai politik memiliki kandidat masing masing yang akan diusung ke kursi pemerintahan. Yang disayangkan adalah sering kali mereka menggunakan politik uang untuk membeli suara rakyat dan praktik bawah tangan agar terpilih. Politik uang ini mencerminkan bahwa demokrasi saat ini bersifat kapitalistik, atau demokrasi yang diperuntukkan untuk orang kaya. Dan tidak menutup kemungkinan kandidat-kandidat yang duduk di kursi legislatif adalah orang-orang yang tidak kompeten dan hanya menjalakan kepentingan partai atau golongan tertentu bukan kepentingan bersama. Pemahaman demokrasi menjelaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk mengambil bagian, tapi tidak setiap warga negara pantas dengan peran tersebut. Hasilnya roda demokrasi disetir oleh orang-orang bodoh yang tidak berkompeten dan tidak bertanggungjawab, sehingga moralitaspun menjadi korban, dan demokrasi menjadi tidak sehat.
Zaman yang terus berevolusi bepengaruh besar pada praktik-praktik demokrasi. Perkembangan teknologi yang begitu pesat menjadikan suara rakyat mudah sekali untuk diungkapkan di khayalak ramai, sebagi contoh berkembangnya media sosial. Terkadang hal seperti ini memudahkan pihak pihak tak betanggung jawab untuk menjelek-jelekkan pihak lain, seperti menyebarkan kebencian, SARA, dan menyebarkan berita bohong (hoax). Praktik-praktik kejahatan demokrasi yang demikian sulit untuk ditanggulangi, melihat dunia maya sangat luas tanpa batas, ditambah lagi masyarakat yang mudah dipengaruhi dan mudah diprovokasi.

Penyelesaian Masalah
Seyogyanya kita sebagai mesyarakat bersifat reflektif terhadap kenyataan sosial. Berfikir kritis terhadap permasalahan sosial disekitar kita, kemudian mencari jalan keluar bersama demi terwujudnya kesejahteraan dan keadilan sosial, bukan sebaliknya. Demokrasi yang baik dan sehat kan memberikan dampak-dampak positif kepada lingkungan bernegara. Tidak hanya mayarakat yang duduk di kursi pemerintahan yang merasakan dampaknya, tapi seluruh warga negara.
Sederhananya, demokrasi yang baik dimulai dari kita sendiri, bagaimana kita bisa menghargai pendapat orang lain dan tidak menuntut agar pendapat kita didengarkan. Selain itu di era teknologi sekarang ini sangat mudah mengakses berbagai macam informasi, kita sebagai warga negara harus bisa memilih informasi yang tepat dan yang terpenting jangan sampai termakan hoax, mudah terprovokasi hal negatif dan jangan sampai menjadi dalang menyebaran kejahatan, di dunia nyata maupun di dunia maya.
Dewasa ini banyak kita lihat banyak anak kecil yang lihai dalam memainkan jarinya di atas jendela dunia maya. Kita sebagai orang dewasa harus ataupun orang tua harus bisa untuk mengenalkan kepada mereka dunia maya yang berunsur positif dan harus membentengi mereka agar tidak terpengaruh keburukan dunia maya. Alangkah lebih baik kalau kita tidak mengenalkan kepada mereka tentang dunia maya, karena di usia mereka masih sangat rentan untuk tidak terbawa arus negatif. Seyogyanya kita mengajarkan kepada mereka cara hidup sosial dengan baik, menghargai teman, tidak saling melukai, dan tidak saling mengolok-olok. Sehingga dengan mengajarkan hal hal positif pada generasi muda, akan menjadikan demokrasi Indonesia lebih baik lagi, dan niscaya manisnya buah keadilan dan kesejahteraan demokrasi dapat kita rasakan bersama di masa mendatang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun