Mohon tunggu...
MP
MP Mohon Tunggu... Penulis - Mari Menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup mesti bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sempat Kritik Anies Baswedan soal Reboisasi, Dedi Mulyadi Tutup Mata soal Galian Tanah Merah di Purwakarta?

25 Januari 2021   12:49 Diperbarui: 25 Januari 2021   13:18 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengendara terjatuh akibat jalanan licin di Jalan Sukatani, Purwakarta | tribunnews

"Gajah di pelupuk mata tak terlihat, semut di kejauhan tampak kelihatan", mungkin itulah peribahasa yang tepat menggambarkan kasus galian tanah merah alias galian C di wilayah Purwakarta yang tengah hangat menjadi perbincangan baik di masyarakat maupun media sosial. 

Kasus galian tanah merah di wilayah Sukatani, Purwakarta, menimbulkan ceceran tanah merah yang saat hujan turun jalanan menjadi licin dan membahayakan para pengguna jalan. Sudah hampir puluhan pengendara yang berjatuhan saat hujan turun dan melintas di wilayah Sukatani. 

Ketegasan aparat-aparat baik kepolisian, satpol pp, hingga dinas terkait lainnya pun dipertanyakan. Bahkan, hingga ketegasan seorang anggota dewan perwakilan rakyat alias DPR RI daerah pemilih Purwakarta yang juga merupakan mantan bupati Purwakarta dua periode, Dedi Mulyadi pun dipertanyakan yang kebetulan menangani masalah lingkungan hidup di Komisi IV bidang yang ditanganinya.

Beberapa waktu lalu, dari pemberitaan yang berseliweran, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi menantang Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan melakukan reboisasi kawasan hutan di Bogor dan sekitarnya dengan meminta menganggarkan dana sebesar Rp 1 triliun. Dedi menganggap reboisasi di kawasan Bogor dinilai penting guna mencegah terjadinya banjir dan merugikan warga Jakarta.

Namun, mungkin Dedi Mulyadi tampak lupa bahwa di wilayahnya pun yakni Purwakarta masih membutuhkan perhatian dari anggota dewannya. Sebab, banyak warga Purwakarta yang mencoba men-tag Dedi Mulyadi di media sosial facebook terkait galian tanah merah ilegal ini, seperti dalam akun facebook @Nurjanah. Dia menuliskan: 

Pengendara terjatuh di Jalan Sukatani akibat jalanan licin oleh tanah merah yang berceceran saat hujan | tribunnews.com
Pengendara terjatuh di Jalan Sukatani akibat jalanan licin oleh tanah merah yang berceceran saat hujan | tribunnews.com

Assalamualaikum...
yth Bp kepala Desa/PJS CILALAWI sukatani
Mohon Dengan Hormat bp jangan Diam sj Kemaren dan Td sore bnyk bngt Kendaraan Roda 2 yg Tergelincir akibat Lumpur Proyok d wilayah kekuasaan Bp,
Bukankah setiap Kendaraan yg masuk ke proyek d Tarif karcis Rp 5000 dan sehari mbl proyek yg masuk lbh Dari 400mbl
brarti dari karcis sj dah jls sapoe meunang minimal nya 2jt #DuitTiis

Tolong Dengan Hormat
Piraku bp teu mampu untuk ngagaji tukang mersihan sasapu setiap ada mbl yg kluar dari proyek cilalawi
Hapunten Hatur Nuhun
Curhatan mak mak nu sok ngaliwat jalur sukatan
i

Dalam postingan ini pun mendapat respon dari sejumlah netizen hingga ada yang berkomentar meminta Dedi Mulyadi menangani kasus wilayahnya Purwakarta sendiri. Bahkan ada pula yang berkomentar @ Daim Monomia mengatakan "Kang Dedi Mulyadi ulah nyieun video na youtube wae atuh pak". 

Komentar netizen soal galian tanah merah di Sukatani | dokpri
Komentar netizen soal galian tanah merah di Sukatani | dokpri

(*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun