Mohon tunggu...
Sakti
Sakti Mohon Tunggu... Insinyur - Urbanis, Humanis, Moderat

Urbanis, Humanis, Moderat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selamat Tahun Baru Islam, Semoga..bla..bla..bla..

15 November 2012   05:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:20 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebelumnya saya mengucapkan selamat Tahun Baru Islam bagi yang merayakannya. Kau pastinya tahu, setiap ada peringatan hari-hari besar, tentunya orang-orang akan saling berbalasan mengucapkan selamat sambil diikuti dengan ucapan semoga..bla..bla..bla...

Kata 'semoga' sudah menjadi hal yang jamak dan agaknya menjadi keharusan sebagai pengikut kata ucapan. Coba kau lihat kembali ucapan-ucapan yang diberikan teman-temanmu pada hari ulang tahunmu. Pasti kau akan menjumpai kata itu. Semoga sukseslah, semoga sehat selalulah, semoga panjang umurlah, atau semoga-semoga yang lainnya. Tapi ini berlaku untuk yang punya teman saja. Kamu yang tidak punya teman, ada baiknya tidak usah masuk dalam tulisan ini terlalu jauh.

Coba kau buka KBBI dan mencari kata 'semoga'. Saya yakin pasti KBBI tidak akan bisa memberi kamu jawaban. Saya juga masih heran kenapa kata ini tidak ada. 'Semoga' ini sebenarnya berasal dari mana?

Kembali pada pokok bahasan, di Tahun Baru Islam seperti hari ini, kita banyak menjumpai ucapan seperti ini:

Semoga kita smua menjadi umat muslim yg sesungguhnya..
Semoga Rahmat & Karunia -Nya selalu tercurah kpd kita semua..
Semoga Allah memberikan kekuatan untuk menjadikan amal ibadah kita menjadi lebih baik, Semoga di tahun ini menjadi berkah bagi kita semua..


Kata 'semoga' biasanya berarti doa. Membuktikan bahwa kita menyerahkan segala sesuatunya kembali pada takdir Tuhan. Tapi apa memang harus begitu? coba kita lihat kembali orang-orang yang menggunakan kata 'semoga'. Setelah mengucapkan kata tersebut lalu kembali ke kehidupan normal seperti biasa dan meyerahkan segala sesuatu yang kemudian terjadi merupakan bagian dari ketetapan Tuhan. Ucapan-uacapan tersebut hanyalah menjadi kata-kata pemanis untuk meyempurnakan kalimat ucapan selamat kita. Menjadikan diri kita pribadi yang 'pasif'. Dan akhirnya dari tahun ke tahun kita tetap menjadi pribadi yang sama, mengucapkan permohonan 'semoga' yang sama dan kemudian tidak ada perubahan yang terjadi.

Coba kita kembali kepada sabda Rasulullah Muhammad SAW  “Kullu kalam addu’a” yang berarti setiap perkataan adalah doa. Ini tentunya bermakna bahwa ucapan-ucapan kita tidak hanya berasal dari mekanisme pita suara dan gerak bibir saja. Tidak hanya sebatas itu pemahaman kita karena di setiap doa didalamnya terdapat perjuangan dan tawakkal.

Sejatinya, penggunaan kata 'semoga' itu harusnya menjadikan kita menjadi pribadi yang 'aktif'. Dengan tetap berpondasi pada kepasrahan diri kepada Tuhan, kita juga tetap memperjuangkan implementasi dari doa-doa kita  tersebut. Tidak hanya menunggu keajaiban tiba dan merubah kehidupan kita secara ajaib.

Oleh karena itu, melalui peringatan Tahun Baru Islam ini, semoga kita tidak hanya menjadi pribadi yang pasif dan berserah dibalik setiap kata-kata 'semoga' yang mungkin sudah ribuan kali kita ucapkan, tapi kita mestinya tetap berjuang dalam mengimplementasikan dan mempertanggungjawabkan ucapan-ucapan tersebut. Semuanya ini tentunya berujung pada kemajuan umat Islam itu sendiri. Aaamiin..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun