Mohon tunggu...
Sakti
Sakti Mohon Tunggu... Insinyur - Urbanis, Humanis, Moderat

Urbanis, Humanis, Moderat

Selanjutnya

Tutup

Financial

Derita Korban Akibat Pinjol

2 Agustus 2019   09:00 Diperbarui: 2 Agustus 2019   14:09 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.pontianakpost.co.id

Pinjaman online memang ngeri-ngeri sedap. Siapa yang tidak tertarik?Mudah, cepat dan jelas uangnya. Masalahnya kalau terlambat bayar harus siap-siap pusing 7 keliling di'teror' penagih (debt collector). Kalau tidak kuat iman bisa stres.

Teman saya salah satu yang kena jeratannya. Bukan cuma satu atau dua aplikasi, tapi hampir 40 aplikasi pinjol. Demi apa coba. Mulanya tidak ketahuan karena ia selalu lancar membayar. Masalahnya, cara yang digunakan lewat gali lubang tutup lubang. Pinjam uang ke pinjol B untuk tutup utang di pinjol A. Sampai akhirnya utang membesar dan ia gagal bayar. 

Ketahuan ke khayalak setelah penagih utang mengirim pesan sms ke semua nomor kontaknya. Saya juga dikirimi. Isinya jangan tanya. Jelas bikin malu. Dia hampir bunuh diri. Sudah dipinggir tebing. Untung cepat dilihat keluarganya.

Di internet banyak cerita kayak teman saya ini. Para korban pinjol tersebut bahkan menghimpun diri mereka dalam grup-grup, seperti grup WA, telegram dan FB. Di grup tersebut mereka mengisahkan dukanya dikejar-kejar penagih utang. Dan bagaimana cara untuk keluar dari lingkaran setan ini. 

Saya mengapresiasi support group (kelompok dukungan) seperti ini. Sebagai tanda kalau para korban tidak sendiri. Bahkan bisa saling membandingkan nasib. Plus tips-tips menghadapi penagih utang.

Dalam menghadapi masalah psikologis begini memang dukungan kelompok yang mengalami pengalaman yang sama sangat membantu. Berbagi pengalaman dengan orang lain yang serupa juga membuat individu belajar bahwa reaksi mereka normal dan tepat. 

Oleh karena itu, memberi penghakiman kepada para korban pinjol bahwa mereka pasti salah malah akan semakin menghancurkan mental mereka. Setidaknya bantu dukung mereka sampai mencapai tahap menerima (acceptance) keadaan yang terjadi padanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun